Melebur dengan warga
Permukiman keturunan Indo-Eropa di Kisar berada di Desa Kota Lama, kawasan yang pada era VOC menjadi pusat pemerintahan. Walau secara fisik berbeda, mereka melebur dalam masyarakat Kisar. Akulturasi itu salah staunya tecermin dalam pernikahan orang Indo-Eropa yang mengenakan tenun kisar, sama seperti orang Kisar asli.
Pekerjaan orang Indo-Eropa pun sama seperti warga lainnya, mulai dari petani, pedagang, hingga birokrat. Warga Indo- Eropa Kisar yang merantau ke luar pulau, terutama ke Kupang, Surabaya, dan Jakarta umumnya menjadi tentara, polisi, atau birokrat.
”Kami ini 100 persen orang Kisar. Orang Indonesia. Kebetulan, nenek moyang kami dari Eropa,” ujar Ernst Manfred, yang anaknya menikah dengan penduduk lokal. Walau sudah kawin dengan warga lokal, nama marga Eropa tetap disematkan pada anak cucu sebagai penanda asal-usul nenek moyang mereka.
Fernando Richard Rupilu (32), tokoh pemuda Kisar, menyebut keturunan Indo-Eropa yang mengenalkan agama, sistem pendidikan, dan layanan kesehatan modern bagi warga Kisar. Namun, mereka juga meneruskan stratifikasi sosial yang dibangun Belanda sejak dulu dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat di Kisar hingga kini.
Lepas dari kulit putih dan hidung mancung, ”si mata biru” dari Kisar tetap merasakan ketertinggalan yang sama dengan warga Kisar lainnya, pulau kecil di beranda selatan Nusantara. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.