Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Lakukan "Camino de Santiago"? Simak Tips Ini...

Kompas.com - 20/03/2014, 14:38 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Berjalan kaki menapaki rute Camino de Santiago memang bukan sebuah destinasi wisata yang lazim bagi orang Indonesia. Padalah destinasi ini sudah sangat mendunia.

Awalnya perjalanan kaki menuju Santiago atau Camino de Santiago dilakukan oleh para peziarah untuk mengenang Yokobus, seorang tokoh Kristen. Pengikut Yokobus berjalan kaki sambil membawa jasadnya dari Yerusalem ke Santiago. Yokobus kemudian dimakamkan di sebuah katedral bernama Santiago de Compostela.

Itu dulu. Sekarang, banyak orang yang melakukan perjalanan Camino de Santiago tanpa memandang latar belakang agama dan budaya. Sayangnya, tak banyak orang Indonesia yang mencoba perjalanan Camino de Santiago.

Salah satunya adalah Susan Poskitt. Ia bersama suaminya Adam Poskitt, melakukan perjalanan Camino de Santiago. Susan dan Adam Poskitt pemilik akun twitter @pergidulu, merupakan pasangan suami istri yang kerap melancong ke berbagai negara dan juga penulis buku traveling.

Kisah mereka saat Camino de Santiago bisa dibaca di artikel “Camino de Santiago, Rute Ziarah yang Mendunia”. Susan menuturkan di kertas yang terpampang di kantor tempat mereka mengawali perjalanan, hanya sedikit orang Indonesia yang menjalani Camino de Santiago.

“Di data statistik yang ditempel, hanya ada 4 orang Indonesia tahun 2013 sampai bulan Mei,” kata Susan kepada Kompas Travel.

SUSAN POSKITT Berbagi suka duka dengan pejalan kaki yang lain.
Tertarik mengikuti jejak Susan dan Adam? Mereka membagikan tips melakukan perjalanan Camino de Santiago seperti berikut ini.

Pengajuan Visa. Visa Schengen sebaiknya diajukan melalui Kedutaan Besar Spanyol. Selain itu jelaskan pula tujuan perjalanan Anda adalah untuk Camino de Santiago. Sebab, Kedutaan Besar Spanyol sudah paham mengenai perjalanan ini.

“Kalau Camino de Santiago, karena jalan kaki tidak tahu pastinya kapan sampai, tidak bisa pesan hotel. Ke Eropa, orang Indonesia harus pesan hotel lebih dahulu,” kata Susan.

Oleh sebab itu, Kedutaan Besar Spanyol sudah mengerti bahwa pelancong tidak memesan hotel sebelumnya. Pihak Kedutaan Besar Spanyol pun sudah paham bahwa Camino de Santiago merupakan perjalanan yang lama, memerlukan waktu lebih dari sebulan. Sehingga visa yang diajukan adalah selama dua bulan.

Lama perjalanan. Umumnya, lama tempuh melakukan Camino de Santiago memerlukan waktu sekitar 35-40 hari. Seperti yang dilakukan Susan dan Adam, mereka memerlukan waktu 33 hari dengan rute dari Saint Jean Pied de Port, Perancis.

Sebenarnya ada banyak rute menuju Santiago. Susan dan Adam memilih Camino Frances atau The French Way. Perjalanan dimulai dari Saint Jean pied de Port, kota kecil di perbatasan Perancis-Spanyol, melewati pegunungan Pyrenees masuk ke Spanyol hingga sampai di Santiago de Compostela. Jaraknya sekitar 780 kilometer.

SUSAN POSKITT Kerang menjadi lambang Camino de Santiago.
Di akhir perjalanan, pejalan akan mendapatkan setifikat bahwa si pejalan sudah melakukan Camino de Santiago. Untuk mendapatkan sertifikat ini, kata Susan, pejalan harus melakukan minimal 100 kilometer.

Jarak terdekat agar mendapat sertifikat bisa dari Kota Sarria, Spanyol. Rute dari Sarria ini sangat populer karena berjarak 110 dari Santiago. Menurut Susan, rute ini sangat ramai diikuti oleh grup tur.

Namun untuk merasakan Camino de Santiago yang sesungguhnya, pilih rute dengan waktu tempuh sekitar 35 hari. Asumsinya seperti Susan dan Adam, 25 kilometer mereka tempuh dari jam 7 pagi hingga 3 sore. Belum lagi jika sakit atau ada kecelakaan kecil.

Waktu terbaik. Sebaiknya hindari lakukan Camino de Santiago di musim panas. Pada musim panas, rute akan ramai oleh orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut. Sebab orang Eropa sedang liburan musim panas. Selain itu cuacanya juga sangat panas. Paling enak, kata Susan, adalah bulan April sampai Mei atau September sampai November.

Penerbangan. Anda bisa memilih penerbangan menuju Perancis jika rute yang Anda pilih berawal dari Perancis seperti rute Camino Frances. Bisa juga memilih penerbangan ke Spanyol jika Anda memulai perjalanan dari Spanyol.

Biaya. Perkiraan biaya untuk akomodasi di hostel per malam adalah 5 sampai 10 Euro per orang. Sarapan dan makan siang dengan roti lapis berkisar  5 Euro. Tentu memasak sendiri lebih murah.

Untuk makan malam, Anda bisa mencoba Menú de Peregrino yang disediakan oleh beberapa restoran di sepanjang perjalanan. Menu khusus untuk pejalan ini merupakan paket menu terdiri dari tiga hidangan termasuk roti dan wine. Harga per paket ini 9 sampai 10 Euro.

SUSAN POSKITT Jalur trekking melewati padang bunga matahari.
Sedangkan jika Anda mampir ke gereja-gereja besar di sepanjang perjalanan, tiket masuk seharga antara 2 sampai 3 Euro. Jadi, total kira-kira per hari membutuhkan biaya sebesar 20 Euro (atau sekitar Rp 315.000) per orang.

Gunakan ransel punggung. Untuk tas, gunakan ransel punggung. Pastikan isi tas Anda maksimal 10 persen dari berat badan Anda. Seperti diungkapkan Susan, ia sempat bertemu perempuan kecil yang membawa tas dengan isi 19 kilogram.

Berat ini lebih dari yang disarankan. Di hari kelima berjalan kaki, ia demam  dan tasnya pun terpaksa dikirim ke tujuan berikutnya.

Barang yang dibawa. Bawa baju ganti minimal dua. Anda bisa mencucinya setiap hari dan pasti kering di besokannya. Baiknya bawa sabun cuci sendiri seperti deterjen bubuk atau cair. Di hostel tersedia tempat mencuci. Tali jemuran pun tersedia. Kalau bisa bawa jepitan baju sendiri.

Untuk celana, bawalah sekitar dua celana untuk jalan kaki dan satu celana untuk dipakai saat sudah sampai. Sedangkan dalaman sekitar dua. Kaos kaki perlu minimal tiga untuk mengantisipasi jika harus berjalan kaki saat turun hujan.

Paling penting tentu saja sepatu trekking yang nyaman untuk jalan. Jangan pakai sepatu baru. Pakailah sebelumnya untuk latihan. Bawa head torch atau senter yang ditaruh di kepala. Karena kadang rute-rute yang dilalui gelap seperti hutan kecil.

Peralatan P3K harus dibawa. Isilah dengan plester luka serta jarum dan benang. Jarum ini berguna jika kaki Anda melepuh. Selain itu, bawa pula topi, krim tabir surya, jas hujan, kacamata hitam, dan sandal jepit.

Makanan. Di Eropa, memang banyak restoran atau kedai yang menyajikan makanan tak halal. Namun jangan khawatir, di sepanjang perjalanan saat melakukan Camino de Santiago, ada banyak tempat makan yang memiliki menu vegetarian. Juga ada pilihan seperti ayam dan ikan.

Banyak pula restoran seafood. Bisa juga dengan beli bahan di supermarket dan masak sendiri. Anda bisa membuat roti lapis dengan ham ayam. Cara ini tentu lebih aman dan malah lebih hemat.

SUSAN POSKITT Tidak usah khawatir tersesat, petunjuk ada di mana-mana.
Tingkatkan frekuensi makan, karena Anda membutuhkan energi yang banyak. Saat berjalan kaki, bawa cemilan berenergi. Juga, bawa botol minuman 400-700 ml. Ada banyak keran air minum di mana-mana. Sehingga Anda mudah mengisi ulang.

Latihan jalan kaki. Pastikan berlatih jalan kaki sebanyak 20 kilometer sebelum berangkat. Cari kawasan dekat rumah untuk berlatih. Mulailah berjalan kaki dari 5 kilometer lalu tingkatkan hingga 20 kilometer.

Jalan kakilah dengan santai. Latihan ini berguna bukan untuk mengetahui kecepatan saat jalan kaki, namun ketahan tubuh seberapa lama dan jauh bisa berjalan kaki.

Istirahat malam. Umumnya tempat Anda menginap, otomatis sepi di atas jam 8 malam. Sehingga Anda pun jadi ikut tidur. Tidurlah cepat, agar Anda bisa mulai berjalan kaki di pagi hari sekitar jam 6 pagi. Jalan kaki di pagi hari lebih enak karena udara masih segar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com