Tugas pemerintah daerah selanjutnya adalah ”menangkap” kesempatan tersebut dengan menyediakan apa yang dibutuhkan wisatawan. Sebagian besar potensi wisata di Sumbawa belum digarap dengan baik, misalnya belum tersedia penginapan yang memadai ataupun fasilitas lainnya yang dibutuhkan wisatawan.
Di Doro Ncanga, yang dikembangkan menjadi pintu masuk wisatawan yang ingin naik ke Gunung Tambora, misalnya, belum ada penginapan yang memadai. Penginapan yang ada masih sebatas inisiatif warga yang menyediakan tempat menginap seadanya bagi wisatawan.
Transportasi untuk mencapai Pulau Sumbawa pun masih mengandalkan jalan darat dan laut. Dua bandar udara di Pulau Sumbawa, yaitu di Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa, belum beroperasi secara optimal karena penerbangan masih sangat terbatas. Bahkan, Bandara Internasional Lombok yang menjadi pintu masuk utama ke NTB belum beroperasi optimal karena wisatawan asing masih harus melalui Bali atau Jakarta untuk mencapai NTB.
Hal lain yang harus dibenahi, sebagaimana dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya, adalah promosi dan branding. ”Bali lebih dikenal karena di-branding. Persepsi itu penting, ini yang sangat kurang dipahami di NTB. Situs web pemerintah daerah juga harus diperbaiki, terutama yang menampilkan potensi wisata,” katanya.
Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah menyiapkan masyarakatnya, termasuk pelaku usaha, untuk sadar wisata. Memasuki beberapa hotel di Lombok dan Sumbawa, misalnya, justru yang muncul nuansa Bali, baik hiasan di hotel yang menggunakan barang kerajinan dari Bali maupun musik yang diperdengarkan adalah musik tradisional Bali. Bukan bermaksud membandingkan, melainkan apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan mewajibkan hotel memasang ornamen asli Banyuwangi patut dicontoh.
Memang banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Namun, jika itu semua dikerjakan dengan baik, NTB tak perlu lagi menunggu ”limpahan” wisatawan dari Bali. (YOVITA ARIKA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.