Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Ramadhan, Yuk Berkunjung ke Makam dan Masjid Tgk Lambaet

Kompas.com - 21/06/2015, 20:27 WIB
Kontributor Bireuen, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com - Tepat pilihan anda bila memanfaatkan waktu akhir pekan dengan wisata religi di bulan Ramadhan seperti ini. Kali ini, KompasTravel mendapat kesempatan menyambang Situs Makam dan Masjid Tgk Lambaet. Tak seperti situs-situs ulama lainnya, informasi minim dan tak adanya penulisan tahun arab yang tertera di kedua peninggalan sejarah itu, menyulitkan penulis mengungkap sejarah yang terletak di Desa Aweu Geutah Paya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Selain itu, letak makam yang jauh dari rumah penduduk serta ditutupi rimbunnya pepohonan, menjadikan situs itu jarang dikunjungi oleh warga pendatang yang tidak mengetahuinya. Beruntung, penulis mendapat sejumlah informasi dari tokoh masyarakat setempat yang juga pendiri Pondok Pesantren Tgk Lambaet yang berada tak jauh dari lokasi.

Asnawi, demikian namanya disapa, mengisahkan tentang makam dan masjid merupakan peninggalan Tgk Malem Puteh atau lebih dikenal dengan panggilan Tgk Lambaet. Keberadaan Tgk Lambaet di Desa Awe Geutah Paya, diakuinya jauh sebelum Belanda masuk ke Aceh. Nama Lambaet sendiri saat ini dikenal sebagai sebuah desa di Kabupaten Aceh Besar, Aceh. ”Kebiasaan masyarakat pada masa itu untuk menyebut nama sosok dihormati sebagai guru, dengan menyebut asal daerah dari sosok tersebut,” kata Asnawi.

Kedatangan Tgk Lambaet ke Desa Awee Geutah Paya diketahui guna mengajarkan Al Quran dan pengetahuan agama Islam lainnya kepada penduduk setempat. Di sana pula akhirnya ia meninggal dan dimakamkan yang dibuktikan dari makam yang memiliki nisan batu besar dan dikelilingi tembok berukuran 4x5 meter. Uniknya, tembok itu dibuat menggunakan bebatuan sungai yang direkatkan menggunakan putih telur. ”Bangunan ini belum pernah dipugar kecuali atapnya sudah diganti seng itu pun sudah lama sekali makanya kondisi terakhirnya begini,” jelas lelaki paruh baya itu.

KOMPAS.COM/DESI SAFNITA SAIFAN Asnawi, memperlihatkan tembok makam Tgk Lambaet di Desa Aweu Geutah Paya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Aceh, yang terbuat dari bebatuan sungai yang direkatkan dengan putih telur.
Mengunjungi sisa-sisa fondasi masjid yang berjarak 100 meter dengan makam, penulis mengamati luas bagian dalam masjid tempat diperkirakan 660 cm x 660 cm persegi. ”Kemungkinan pada saat itu jumlah saf shalat berjamaah dalam masjid diperkirakan 5 baris dengan perkiraan lebar baris didasarkan ukuran sajadah yakni 120 x 60 cm persegi,” jelasnya.

Diakui Asnawi, kunjungan warga ke sana tidak sebanyak kunjungan ke situs rumah Tgk Chik Aweu Geutah, yang berjarak kurang dari 1 kilometer dengan situs makam Tgk Lambaet. Sehingga informasi keberadaan situs Tgk Lambaet langka ditemukan bahkan diketahui oleh masyarakat luas. ”Tidak ada yang mampu mengungkapkan situs ini hingga diketahui asal usulnya. Padahal banyak peneliti yang sudah kemari dan menyakini situs ini berusia ratusan tahun,” jelasnya.

Untuk itu ia berharap pemkab melalui dinas terkait melakukan pemugaran yang tidak mengurangi nilai situs. Hal itu agar semakin banyak warga yang berkunjung dan bertukar informasi terkait situs makam dan Masjid Tgk Lambaet tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Travel Update
Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com