TANGKENO, KOMPAS.com - Kabupaten Bombana di Provinsi Sulawesi Tenggara sedang berbenah memoles potensi wisata yang dimilikinya agar bisa bersaing dengan destinasi wisata lain di Nusantara.
Kabupaten seluas 2.845,36 km2 dengan ibu kota Rumbia itu memiliki kekayaan alam berupa tambang yang menjadi incaran investor. Namun jangan salah, Bombana juga memiliki kekayaan budaya, keindahan bahari, panorama alam dan warisan sejarah yang masih tersimpan rapi.
Bupati Bombana, H Tafdil menyadari betul potensi pariwisata Bombana untuk diangkat sehingga dikenal wisatawan dalam dan luar negeri. Selain memiliki wilayah di daratan Sulawesi, kabupaten ini juga memiliki pulau-pulau yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Salah satunya Pulau Kabaena.
Untuk itulah, untuk mengangkat pariwisata Kabupaten Bombana, H Tafdil menetapkan Desa Wisata Tangkeno di Pulau Kabaena sebagai ikon pariwisata Bombana.
Mengapa Tangkeno? Desa yang terletak di ketinggian 700 mdpl ini berhawa sejuk dan memiliki sejumlah obyek wisata andalan.
"Tangkeno dijuluki 'Negeri di Awan' dengan hawa sejuk. Ada benteng-benteng tua, pantai berpasir putih dan masih alami," kata H Tafdil di Plaza Tangkeno, Selasa (22/12/2015) lalu.
Dari Plaza Tangkeno, wisatawan dapat menyaksikan Gunung Watu Sangia, bahkan ada yang menyebutknya sebagai gunung kembar. Selain gunung, yang tak kalah menarik adalah pemandangan pantai dan pulau-pulau yang mengitari Pulau Kabaena. Salah satunya Pulau Sagori, andalan Bombana menarik wisatawan penyuka wisata bahari.
Di 'Negeri di Awan' Tangkeno, Pemkab Bombana fokus menjadikan Tangkeno sebagai ikon pariwisata Bombana dalam menarik turis mancanegara dan dalam negeri.
Menurut perempuan kelahiran Tangkeno ini, pengembangan pariwisata Bombana ke depan adalah ingin menerima lebih banyak lagi kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik untuk datang ke desa ini.
"Kami juga mengundang investor untuk mengembangkan kepariwisataan di Tangkeno. Pasalnya, Tangkeno memiliki kekayaan sejarah, masyarakatnya bersifat terbuka, di sini dulu pusat kerajaan, panorama alamnya indah. Belum lagi kekayaan kuliner kami yang beragam," katanya.
Selain itu, lanjut mantan Camat Kabaena Timur periode 2008-2011 ini, kalender pariwisata tahunan juga digelar untuk menarik wisatawan yakni Festival Tangkeno setiap September yang dirangkaikan dengan acara Sail Indonesia.