Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar: Proyeksi Target 17 Juta Wisman Tahun 2017 Tidak Tercapai

Kompas.com - 21/12/2017, 22:56 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata, Arief Yahya memproyeksikan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2017 tidak tercapai. Hal ini diungkapkan dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2017 di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (21/12/2017).

"Proyeksi kunjungan wisman di akhir tahun tidak tercapai. Di tiga bulan terakhir kita masih mencapai target. Oktober sendiri (kunjungan wisman sebanyak) 11,6 juta. Jika rata-rata pertumbuhan tetap maka akan bisa sampai 15 juta, yang 40 persennya itu dari Bali. Tapi siapa yang bisa melawan kehendak Allah," tutur Arief.

Menurutnya, penurunan jumlah kunjungan terjadi mulai di pertengahan bulan September 2017. Penurunan terjadi mulai 22 September saat dimulainya status awas untuk Gunung Agung ditambah adanya travel warning yang dikeluarkan China.

(Baca juga : Menpar Prediksi Target Kunjungan Wisman Tahun 2017 Tidak Tercapai)

Dari data yang dipaparkan Kementerian Pariwisata, selisih dan realisasi target kunjungan wisman berjumlah satu juta orang. Arief memproyeksikan tahun 2017 hanya 14 juta wisman yang datang.

"Diproyeksikan hingga akhir Desember 2017, jumlah kunjungan wisman mencapai 14 juta wisman," ujar Arief.

Erupsi Gunung Agung terlihat dari Kubu, Karangasem, Bali, 26 November 2017. Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian yang terus meningkat, mencapai ketinggian 3.000 meter dari puncak. Letusan juga disertai dentuman yang terdengar sampai radius 12 kilometer.AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA Erupsi Gunung Agung terlihat dari Kubu, Karangasem, Bali, 26 November 2017. Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian yang terus meningkat, mencapai ketinggian 3.000 meter dari puncak. Letusan juga disertai dentuman yang terdengar sampai radius 12 kilometer.

Menpar pun mengatakan, selisih satu juta orang tersebut merupakan wisman yang gagal berkunjung ke Bali, pasca erupsi Gunung Agung.

"Satu juta tersebut, katakanlah 600.000 rata-rata yang langsung direct ke Bali. 200.000 (wisman)-nya itu yang in direct, yaitu wisman yang tujuan utamanya ke Bali tapi jadwalnya mampir dulu ke Manado, atau Jakarta," tuturnya.

(Baca juga : Menpar: Status Awas Gunung Agung, 60.000 Wisman Batal ke Bali)

Sementara, sisanya yang 200.000 wisman menurutnya merupakan faktor psikologis wisatawan. Faktor tersebut muncul karena Bali menjadi perwakilan Indonesia di mata wisman. Analogi tersebut, kata Arief yaitu jika kabar status Bali "awas" maka akan berdampak waspada untuk datang ke Indonesia.

"Contohnya di Eropa, yang amat terkoneksi. Jika di London ada bencana, pasti wisman akan sungkan untuk datang ke Britania Raya. Begitupun Bali yang jadi perwakilan Indonesia di mata wisman," jelas Arief Yahya.

Petugas memeriksa tiket penumpang di Bandara Ngurah Rai Bali, Rabu (29/11/2017). Berdasarkan hasil rapat evaluasi kondisi terkini Gunung Agung yang kondisinya sudah turun dari merah ke oranye sehingga Bandara Ngurah Rai Bali dibuka kembali seperti biasa sejak pukul 15.00 Wita.ANTARA FOTO/WIRA SURYANTALA Petugas memeriksa tiket penumpang di Bandara Ngurah Rai Bali, Rabu (29/11/2017). Berdasarkan hasil rapat evaluasi kondisi terkini Gunung Agung yang kondisinya sudah turun dari merah ke oranye sehingga Bandara Ngurah Rai Bali dibuka kembali seperti biasa sejak pukul 15.00 Wita.

Meski target tidak tercapai, ia optimistis untuk memulihkan kondisi pariwisata Bali. Ia yakin target 17 juta kunjungan wisman pada tahun 2018 akan cepat tercapai. Ia beranggapakan pertumbuhan kunjungan yang meningkat secara kumulatif tahun 2017.

(Baca juga : Gunung Agung Kembali Meletus, 4 Penerbangan Maskapai Asing Batal ke Bali)

Ia mengatakan capaian angka sementara jumlah kunjungan wisman pada periode Januari hingga Oktober 2017 secara kumulatif sebesar 11.617.828 wisman atau tumbuh 24% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebanyak 9.403.614 wisman.

"Posisi pariwisata Indonesia pada Januari-Oktober 2017 tumbuh 24% telah menempatkan diri dalam 20 besar sebagai negara-negara dengan pertumbuhan tertinggi, mengungguli Malaysia, Singapura, dan Thailand," tutupnya.

Adapun target Kementerian Pariwisata tahun 2017 adalah mendatangkan 15 juta wisman ke Indonesia. Sementara pada tahun 2018 sebanyak 17 juta wisman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com