Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Kulon Progo Dorong Pertumbuhan Perajin Cendera Mata

Kompas.com - 14/04/2018, 07:32 WIB
Dani Julius Zebua,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Keinginan pemerintah untuk mendorong kemunculan perajin suvenir ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Sigit menceritakan, ia memenangkan kompetisi membuat cendera mata khas Kulon Progo pada tahun 2016. Ia membuat miniatur seorang penari Angguk dari ukiran kayu.

Tari Angguk merupakan kesenian rakyat Kulon Progo. Tari ini sering ditampilkan di berbagai perhelatan. Kesenian ini unik karena musik hingga kostum para penarinya yang juga unik. Kostum Angguk menyerupai baju prajurit Belanda yang dihiasi benang-benang emas, pangkat pada bahu kanan kiri penari, slempang, kalung, dan topi pet warna hitam. Penarinya semakin unik karena mengenakan kaos kaki panjang, bercelana pendek, dan kacamata hitam.

“Angguk sudah paten punya Kulon Progo. Angguk selalu disertakan di berbagai acara. Saya angkat Angguk sebagai sesuatu yang khas Kulon Progo,” kata Sigit yang juga menjadi instruktur pada pelatihan membuat cendera mata dari bahan kayu, Jumat (13/4/2018).

Miniatur menggemaskan penari Angguk bikinan Sigit pun memenangkan kompetisi di 2016. Penari Angguk siap jadi ikon cendera mata Kulon Progo yang akan dikembangkan sekarang. Sigit meyakini suvenir penari Angguk bakal diminati wisatawan nanti.

Sigit mengatakan, pasar suvenir terbuka lebar, apalagi suvenir yang berkembang sekarang masih monoton dan itu-itu saja. Sigit mengharapkan, ke depan, suvenir Angguk bisa populer tidak hanya sebagai miniatur patung tetapi juga bisa sebagai gantungan kunci, dicetak dalam bahan fiber, kaos, dan bisa dikembangkan ke bahan yang bukan hanya dari kayu.

Soedarjo, seorang pemilik usaha mebel dari Kecamatan Kokap. Ia tertarik ikut dalam pelatihan pembuatan suvenir. Soedarjo mengatakan, Kulon Progo punya bahan baku berupa kayu yang sangat berlimpah untuk jadi suvenir. “Mahoni, akasia, sonokeling, banyak. Untuk membuat (suvenir) seperti ini, bisa pakai limbah kayu yang mudah sekali ditemui. Kulon Progo berlimpah,” kata Soedarjo.

Ia melihat keuntungan menarik dari bisnis suvenir dengan bahan kayu. “50 persen modal 50 persen keuntungan,“ kata Soedarjo. Yang jadi soal, kata Soedarjo, adalah bagaimana konsisten usai pelatihan.

Tri Driyanti dari Dinas Perindustrian mengatakan, pemerintah tidak lepas tangan usai pelatihan ini. Pemerintah berniat mendata kebutuhan perajin, baik itu peralatan, memberi pendampingan para perajin baru, hingga mengarahkan produksi mereka ke pasar. “Alat-alat itu apa saja, nanti kita bikin pengajuan DAK di 2019,” kata Tri Driyanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com