Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelantikan Presiden, Mari Ketahui Sejarah Istana Merdeka dan Negara

Kompas.com - 20/10/2019, 11:44 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seusai menjalani pelantikan presiden dan wakil presiden, Jokowi dan Ma'ruf Amin akan banyak bergiat di area Istana Kepresidenan, Jakarta.

Istana Kepresidenan terdiri dari dua bangunan utama disebut Istana Negara dan Istana Merdeka menjadi saksi bisu perjalanan bangsa Indonesia dari zaman kolonial hingga saat ini.

Istana Kepresidenan ini sering menjadi tempat untuk berkunjungnya tamu negara, konferensi pers, Upacara 17 Agustus dan kegiatan kepresidenan lainnya.

Kedua istana ini merupakan dua buah bangunan utama yang luasnya 68.000 meter persegi. Istana Kepresidenan terletak di antara Jalan Medan Merdeka Utara dan Jalan Veteran, serta dikelilingi sejumlah bangunan yang sering digunakan kegiatan kenegaraan.

Sejak berdirinya dari akhir abad ke 18, kompleks Istana Kepresidenan sudah menjadi pusat bagi kaum elit di Batavia dan pergerakan pemerintahannya.

Baca juga: Lukisan Termahal di Pameran Koleksi Seni Istana Negara RI, Sampai Ratusan Milyar

Gedung Istana Negara berumur lebih tua dan mulai dibangun pada 1796 masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-33. Selesai pada 1804 masa Gubernur Jenderal Johannes Siberg.

Gedung ini semula adalah rumah peristirahatan milik pengusaha Belanda, Jacob Andries van Braam di jalan Rijkswijk (sekarang Jalan Veteran). Gedung ini lalu dikenal dengan sebutan Istana Rijswijk.

Di Istana Rijswijk pada 1829 merapatkan rencana untuk menumpas pemberontakan Diponegoro.

Di istana ini pula Gubernur Jendral Graaf Van Den Bosch mulai membuat kebijakan sistem tanam paksa atau cultuur stelsel, sistem yang menguntungkan pundi-pundi pemerintah kolonial dan menciptakan kesengsaraan para petani.

Setelah Istana Risjwijk dinilai sesak untuk kegiatan administratif kenegaraan, pemerintah Hindia Belanda membangun Istana Merdeka.

Pieter Mijer Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-53 yang memerintahkan untuk membangun sebuah bangunan baru sebagai pengganti Istana Risjwijk pada 1869. Pembangunan istana memakan biaya sebesar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com