Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/04/2020, 04:01 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

 

Makanan yang bisa jadi penenang 

Dari ketiga cerita di atas, dalgona coffee ternyata memberikan perasaan bersemangat, senang, dan memuaskan pada pembuatnya. 

Saat masa-masa karantina seperti ini, ada banyak orang yang mencari kenyamanan dan ketenangan lewat makanan, termasuk lewat cara ekstrem yaitu menimbun makanan.

Dilansir dari The Conversation, hal ini mereka lakukan karena peningkatan kegelisahan, ketakutan, dan ketidakpastian tentang masa depan dengan adanya pandemi corona ini.

Baca juga: 17 Kafe dan Restoran di Jakarta yang Jual Dalgona Coffee, Bisa Dipesan Lewat GrabFood dan GoFood

Dengan mengumpulkan bahan makanan untuk disimpan selama masa karantina ini memberikan seseorang kesempatan untuk bisa mengatur kegelisahan dan ketakutan.

Adanya banyak bahan makanan yang disimpan di dapur, membuat banyak orang bisa merasa tenang bahwa mereka punya makanan yang bisa dengan mudah digunakan.

Pada saat yang sama, perasaan seperti kesendirian, kegelisahan, depresi, dan stress bisa meningkat ketika kita melakukan karantina rumah ini.

Orang akan mudah merasa gelisah dan lebih rentan melakukan “emotional eating” selama masa pandemi ini.

Orang-orang beralih ke makanan untuk memberi kenyamanan pada diri mereka sendiri, menghilangkan emosi negatif yang mereka rasakan selama masa physical distancing.

Sejak masih kecil, seorang bayi sudah mengasosiasikan pemberian makan dengan pengalaman menenangkan dan interaksi sosial yang dilakukan orang tuanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, makanan juga sering kali digunakan untuk meningkatkan mood atau “mentraktir” diri sendiri.

Makan makanan enak akan merilis dopamin di dalam otak kita yang diasosiasikan erat dengan keinginan untuk makan.

Dalam hal dalgona coffee, hal serupa juga berlaku. Dalgona punya rasa yang cukup manis dan makan makanan manis atau berlemak bisa meningkatkan mood untuk sementara waktu.

Membuat kita merasa lebih bahagia dan lebih energik selain membuat rasa lapar atau haus kita terpenuhi.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Mantau dan kolega pada 2018, menemukan bahwa emotional eating seringkali terjadi sebagai respons terhadap stress dan pada individual yang berusaha untuk membatasi makanan yang mereka konsumsi.

Ilustrasi memasak.Thinkstock Ilustrasi memasak.

Studi lainnya juga menunjukkan bahwa usaha untuk menekan keinginan makan bisa berakhir buruk dan punya efek yang berlawanan dengan tujuan yang diinginkan.

Sebagai contoh, mereka yang melakukan diet ditemukan mengalami keinginan makan yang sangat kuat untuk makanan dan minuman yang mereka hindari.

Selama masa karantina ini banyak orang yang memang mengalihkan waktu luang mereka di rumah dengan berkreasi lewat makanan. Mereka juga mengunggah video-video proses masak mereka lewat media sosial.

Baca juga: Pengalaman Bikin Dalgona Coffee, Bukan Aduk 400 Kali Tapi Ini Caranya...

Sebuah penelitian Psychosocial Benefits of Cooking Interventions: A Systematic Review dari National Institutes of Health Clinical Center, Amerika Serikat menyebut proses memasak memiliki manfaat yang baik.

Manfaat psikologis dari memasak adalah meningkatkan aspek sosialisasi, kepercayaan diri, kualitas hidup, dan meningkatkan suasana hati. 

Dengan membuat makanan dan berbagi makanan dengan sesama, bisa menguatkan hubungan sosial. Makanan membuat orang merasa lebih dekat dengan orang-orang yang dicintai.

Itu mungkin jadi salah satu alasan kenapa memasak jadi begitu populer di masa-masa karantina seperti ini termasuk membuat dalgona coffee.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com