Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Bidya, Masjid Tertua di UEA yang Berdiri sejak Tahun 1440-an

Kompas.com - 20/05/2020, 09:40 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Al Bidya, juga dikenal Al-Badiyah, merupakan masjid yang terletak di Al-Badiyah, Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA). Lokasinya tepat berada di Jalan Fujairah – Dubai.

Mengutip Atlas Obscura, masjid tersebut dipercayai sebagai masjid tertua di UEA dan sudah ada sejak tahun 1446.

Masjid yang dibangun di lereng bukit di antara sebuah teluk dan pegunungan Al-Hajar tersebut mungkin berusia satu abad lebih muda dari perkiraan sebelumnya.

Mengutip laman resmi UNESCO World Heritage Centre, beberapa fragmen kecil dari arang yang terletak di matriks dinding asli di fondasi masjid pernah dikirim ke Rafer Radiocarbon Laboratory di Selandia Baru.

Baca juga: Sejarah Masjid Tertua di Paris, Penghormatan untuk Pejuang Muslim

Hal ini dilakukan untuk mengetahui tahun pasti masjid tersebut didirikan. Hasil menunjukkan, konstruksi masjid berada dalam rentang 220 tahun.

Artinya, konstruksi masjid berada di antara pertengahan abad ke-15 dan pertengahan abad ke-17. Kemungkinan masjid sudah berdiri sejak tahun 1450–1670 adalah 95 persen, sementara kemungkina pada 1480–1650 adalah 68 persen.

Asal-usul dibangunnya Masjid Al Bidya tetap menjadi sebuah misteri. Para tetua setempat bahkan tidak tahu banyak tentang sejarahnya.

Baca juga: Sejarah Panjang Masjid-Katedral Cordoba di Spanyol

Ilustrasi masjid - Masjid Al Bidya, masjid tertua di Uni Emirat Arab.SHUTTERSTOCK Ilustrasi masjid - Masjid Al Bidya, masjid tertua di Uni Emirat Arab.

Kendati demikian, mengutip The National, tepat di belakang masjid merupakan beberapa menara dari benteng Portugal yang sudah berdiri sejak lebih dari 200 tahun lalu.

Para warga Portugal yang membuat benteng turut menyertakan gambar Masjid Al Bidya dalam dokumen sejarah.

Pemilihan nama berdasarkan wilayah

Sebagian besar masjid mungkin diberi nama yang memiliki arti tersendiri. Namun beda halnya dengan Masjid Al Bidya.

Sebab, masjid diberi nama berdasarkan wilayah masjid tersebut didirikan yaitu di wilayah Al-Badiyah.

Baca juga: Masjid Shitta Bey, Masjid Tertua di Nigeria yang Berdiri Sejak 1894

Al-Badiyah merupakan sebuah desa besar yang membentuk beberapa desa lainnya seperti Al Fai, Al Jubai, Haqeel, Twai Bin Saada, Al Hara, dan Al Telae.

Masjid dibangun menggunakan bebatuan dan lumpur

Masjid Al Bidya, menurut Youngtimes.com, sebagian besar dibangun hanya menggunakan berbagai jenis batu dan lumpur.

Bangunan tersebut tidak menggunakan semen atau lantai sama sekali. Bahkan, menurut Beautifulmosque.com, masjid juga tidak menggunakan kayu.

Baca juga: Masjid Agung Taipei, Masjid Tertua dan Terbesar di Taiwan

 

Menara milik benteng Portugis yang terletak di belakang Masjid Al Bidya, Uni Emirat Arab.SHUTTERSTOCK Menara milik benteng Portugis yang terletak di belakang Masjid Al Bidya, Uni Emirat Arab.

Struktur dan bahan-bahan pembuat bangunan membuat Masjid Al Bidya, juga disebut sebagai Masjid Ottoman.

Bangunan masjid yang unik

Dibangun sedemikian rupa, masjid tersebut memiliki kubah yang lebih sedikit dibandingkan dengan masjid lain.

Baca juga: Masjid Adelaide, Masjid Tertua di Australia, Berdiri sejak 1888

Masjid Al Bidya hanya memiliki empat kubah berlapis yang di dalamnya masing-masing memiliki beberapa kubah yang ditumpuk.

Empat kubah dengan ukuran berbeda tersebut di dalamnya memiliki pilar untuk menopang struktur bangunan.

Walaupun berbentuk kotak (6,8 x 6,8 m), namun Masjid Al Bidya memiliki bentuk yang tidak beraturan. Mihrabnya memiliki tinggi 180 cm dengan lebar 90 cm.

Baca juga: Masjid Huaisheng, Masjid Tertua di China yang Terkenal dengan Menara Mercusuarnya

Ilustrasi masjid - Masjid Al Bidya, masjid tertua di Uni Emirat Arab.SHUTTERSTOCK Ilustrasi masjid - Masjid Al Bidya, masjid tertua di Uni Emirat Arab.

Dinding masjid memiliki ukiran dekoratif yang unik. Ukiran tersebut memiliki bukaan yang memungkinkan cahaya dan udara untuk masuk. Sementara ceruk digunakan untuk meletakkan lampu.

Selain itu, menurut Gulf News, ada juga ukiran berbentuk kubus yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan Al-Quran dan beberapa buku lain.

Struktur bangunan masjid masih dijaga keasliannya. Hanya saja, kini masjid memiliki dua unit pendingin ruangan dan empat lampu fluoresen.

Baca juga: Masjid Kobe, Masjid Pertama dan Tertua di Jepang yang Selamat dari Perang Dunia II

Ada juga beberapa hasil dari renovasi yang telah dilakukan yang tidak merusak keaslian lumpur dan batu yang digunakan dalam pembangunan masjid dulu kala.

Mengundang banyak wisatawan

Masjid Al Bidya kerap dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai macam latar belakang. Menurut catatan pengunjung, banyak dari mereka yang menuturkan bahwa pengalaman berkunjung ke sana adalah sesuatu yang surgawi.

Baca juga: Menengok Masjid Shah Cheragh di Iran yang Jadi Tempat Produksi Masker Virus Corona

Ilustrasi masjid - Masjid Al Bidya, masjid tertua di Uni Emirat Arab.SHUTTERSTOCK Ilustrasi masjid - Masjid Al Bidya, masjid tertua di Uni Emirat Arab.

Ada juga yang menceritakan pengalamannya sebagai sebuah pengalaman seumur hidup, dan keajaiban sejarah.

Hingga saat ini, masjid kuno tersebut masih digunakan oleh para penduduk desa untuk beribadah. Namun, masjid akan ramai setelah September.

Puncak kunjungan wisatawan ada pada musim dingin. Banyak bus pariwisata memenuhi area parkir yang digunakan untuk menaruh mobil para umat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com