KOMPAS.com - Polemik soal kawasan wisata Baduy kini telah mencapai titik temu setelah ada pertemuan antara Pemerintah Lebak dengan Lembaga Adat Baduy pada Jumat (10/7/2020).
Kepastian titik temu ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Lebak Imam Rismahayadin dalam keterangan kepada Kompas.com.
Adapun titik temu tersebut mengeluarkan tiga poin, salah satunya adalah warga luar Baduy masih boleh berkunjung. Warga Baduy berprinsip, menutup kunjungan berarti memutus tali silaturahim.
Baca juga: Ketika Warga Baduy Tak Ingin Lagi Terima Wisatawan
Poin penting lain adalah Lembaga Adat Baduy mengganti istilah "wisata" dengan "saba". Sebab, kata "wisata" dianggap sebagai tontonan, hiburan, dan pengembangan.
Sementara adat budaya Baduy adalah tuntunan saling menghargai dan menjaga satu sama lainnya, baik itu dengan pencipta, manusia, maupun alam semesta.
Oleh karena itu, istilah yang tepat adalah "saba" yang artinya silaturahim dengan saling menjaga dan menghargai adat istiadat.
Oleh karena itu, penamaan wisata Baduy atau destinasi wisata Baduy harus diganti dengan Saba Budaya Baduy.
Baca juga: Liburan ke Baduy, Wisatawan Bisa Jajal Hidup ala Suku Baduy
Penamaan itu harus diganti di semua media, baik papan petunjuk arah jalan, billboard, reklame, ataupun nomenklatur yang ada di kementerian/departemen/lembaga/dinas/instansi.
Kemudian kantor, stakeholder lainnya, termasuk di media massa, cetak elektronik, dan media sosial.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.