KOMPAS.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengapresiasi langkah pemerintah yang akan segera menyalurkan dana hibah pariwisata ke pengusaha hotel, restoran, dan pemerintah daerah sebesar Rp 3,3 triliun.
"Langkah pemerintah berikan dana hibah itu bagus, kami apresias," kata Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/10/2020).
Menurut dia, langkah itu dinilai bagus lantaran kondisi industri hotel dan restoran sudah terpuruk berbulan-bulan sejak pandemi melanda.
"Pertama, kita sungguh apresiasi dengan adanya kebijakan yang dilakukan Kemenparekraf," kata Maulana.
Ia melanjutkan, kondisi pandemi sudah berlangsung sejak 7-8 bulan, sehingga tidak mudah bagi pengusaha untuk bisa bertahan.
Baca juga: Sekjen PHRI: Smart Traveler, Tantangan Pengusaha Hotel di Masa Pandemi
Pemberian dana hibah itu menurut Maulana juga membuktikan pemerintah masih mengapresiasi industri hotel dan restoran, meski di masa sulit.
Selama masa pandemi, kata dia, industri hotel dan restoran tetap membayar pajak kepada pemerintah.
"Dengan kami membayar pajak itu, ternyata pemerintah masih ada rasa apresiasi dalam kondisi sulit. Pajak tersebut dikembalikan menjadi hibah," ujarnya.
Langkah seperti itu, sambung Maulana, dirasa membantu pengusaha hotel dan restoran untuk kembali menggerakkan unit usahanya agar bertahan.
Baca juga: Kemenparekraf Siapkan Hotel untuk Isolasi Pasien Covid-19 Tanpa Gejala
Meski demikian, ia menilai nominal tersebut masih belum cukup menutup kerugian yang ada selama pandemi.
"Kita tidak berbicara apakah nominal ini cukup, ya. Tentu tidak cukup memang, tapi langkah ini menjadi strategi untuk membantu mengurangi beban yang ada untuk mereka tetap bertahan," imbuh Maulana.
Ada kriterianya
Lebih jauh Maulana menjelaskan bahwa tidak semua pengusaha hotel dan restoran dapat menerima dana hibah dengan hanya menunggu dan berdiam.
Ada kriteria yang harus dipenuhi pengusaha hotel dan restoran agar bisa mendapatkan dana hibah pariwisata itu.
"Ada kriterianya. Tentu dilihat dari bukti bayar pajaknya. Misalnya bukti bayar pajak dari September 2019. Kan jadi kelihatan dan fair begitu," ujar dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.