Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Jadikan Vaksin Indikator untuk Hapus Pembatasan Pengunjung Tempat Wisata

Kompas.com - 13/01/2021, 16:31 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Epidemiolog Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengatakan, program vaksinasi Covid-19 yang sudah mulai pada Rabu (13/1/2021) jangan sampai dijadikan indikator untuk menghilangkan kapasitas pengunjung di tempat wisata.

“Baru mulai vaksin bukan berarti tempat wisata, area destinasi wisata, hotel, restoran, dan lain-lain buka kembali dengan volume kunjungan normal,” tegasnya kepada Kompas.com, Rabu.

Menurutnya, saat ini program vaksinasi masih pada tahap awal. Sementara itu, relaksasi kapasitas kunjungan dapat dilakukan jika 40-50 persen masyarakat Indonesia sudah divaksin.

Baca juga: Bandara Changi Singapura Ingin Jadi Penyimpanan Vaksin Covid-19, Bagaimana dengan Indonesia?

Kendati demikian, meski persentase masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 sudah tercapai, protokol kesehatan yang diterapkan jangan dilonggarkan.

Bahkan, Hermawan menyarankan agar pemerintah melonggarkan kapasitas pengunjung saat herd immunity sudah terjadi atau 70 persen populasi sudah mendapatkan vaksin.

“Sekitar 182 juta dari 265 juta penduduk Indonesia. Ini adalah catatan penting. Dengan demikian, tidak tepat kalau sekarang baru dimulai vaksin, lalu hotel, area pariwisata, restoran langsung kembalikan volume 100 persen,” ujarnya.

“Tidak bisa begitu. Protokol kesehatan tetap digunakan. Pemerintah punya PPKM, itu bukan dilonggarkan justru harus diperketat dan ditaati,” sambung Hermawan.

Kenapa protokol kesehatan tetap jalan walau ada vaksin?

Hermawan tidak menampik jika saat ini ada orang-orang yang heran mengapa protokol kesehatan harus tetap ditaati atau diperketat meski program vaksinasi Covid-19 sudah berjalan.

“Ada vaksin tetap harus waspada tinggi. Ada vaksin juga tidak semua tiba-tiba divaksin, tapi bertahap dengan sasaran tentu karena dosis terbatas,” jelasnya.

Selain itu, jika melihat kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini, Hermawan mengatakan bahwa banyak rumah sakit rujukan Covid-19 yang sudah penuh.

Baca juga: 8 Aturan Terbaru Keluar-Masuk Jakarta Naik Transportasi Umum Saat PPKM

Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas isolasi mandiri pun penuh tidak hanya di area Jabodetabek namun kota-kota besar lainnya di Indonesia.

“Tenaga kesehatan banyak yang terpapar, sebagian meninggal. Kalau protokol kesehatan tidak diperketat, maka akan semakin banyak orang yang tidak terawat, terlayani, dan meninggal,” imbuh Hermawan.

Sembari menunggu sampai vaksin tersalurkan ke seluruh masyarakat di Indonesia dan terjadi herd immunity, dia menganjurkan agar mobilitas masyarakat diperketat.

Aktivitas yang tidak terlalu penting seperti berwisata atau berkunjung ke tempat yang penuh dengan keramaian pun sebaiknya dihindari.

Baca juga: Tetap Buka, TMII Batasi Kapasitas Wisatawan Maksimal 25 Persen

“Tetap jaga jarak, pakai masker, jauhi kerumunan. Protokol kesehatan diperketat karena fasilitas kesehatan penuh. Kalau tidak diperketat, akan banyak yang sakit,” pungkasnya.

Untuk diketahui, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia dimulai pada Rabu dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 produksi Sinovac.

Adapun, vaksin Sinovac telah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
3 Syarat Wajib Ada di Destinasi MICE, Salah Satunya Venue

3 Syarat Wajib Ada di Destinasi MICE, Salah Satunya Venue

Travel Tips
5 Kolam Renang di Depok, Lengkap dengan Informasi Harga Tiket

5 Kolam Renang di Depok, Lengkap dengan Informasi Harga Tiket

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com