Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Desa Wisata Sindangkasih Garut, Dulu Lahan Penuh Alang-alang

Kompas.com - 20/03/2021, 11:31 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Namun, Belanda akhirnya menyerah kepada Jepang pada 1942 dan meninggalkan Cimidi yang telah menjadi rumah bagi mereka.

Wilayah tersebut pun berpindah tangan pada kekuasaan Jepang. Pasir Eurih pun menjadi tempat singgah para penjajah Jepang karena dianggap nyaman untuk ditempati.

Meski begitu, berdasarkan keterangan yang diberikan Dedi, para penjajah Jepang tidak melakukan kekerasan kepada warga setempat dan hanya menduduki tanah bekas Belanda.

Baca juga: Wisata Pantai hingga Gunung yang Bisa Dikunjungi di Garut

Selama mereka tinggal di sana, disebutkan bahwa mereka membuat sebuah gua yang letaknya tidak jauh dari bunker Cimidi. Tepatnya di barat bunker tersebut.

Adapun, pembuatan gua bermaksud sebagai jalan penghubung antara Cimidi dan Cigangsa. Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi karena Jepang menyerah kepada sekutu pada 1945 dan Indonesia merdeka.

Asal mula nama Sindangkasih

Dalam catatan dari Dedi, pada 1890-an saat para tentara Belanda menetap di Pasir Eurih, tempat tersebut didatangi petugas pemerintahan yang diberi nama “Mantri Ukur” atau “Badan Pertanahan”.

Baca juga: Asal Usul Kampung Pulo Garut, Kampung dengan 7 Bangunan

Mereka disambut dengan tangan terbuka oleh para penduduk setempat. Tidak lupa penyambutan juga dilengkapi makanan khas daerah sana.

Menurut kisah yang diceritakan secara turun-temurun, setiap pagi para Mantri Ukur disuguhi teh hangat, gula aren, dan bubuy sampeu atau singkong bakar sebagai camilan.

Tempat wisata di Garut bernama Desa Wisata Sindangkasih, Jawa Barat (dok. Desa Wisata Sindangkasih).dok. Desa Wisata Sindangkasih Tempat wisata di Garut bernama Desa Wisata Sindangkasih, Jawa Barat (dok. Desa Wisata Sindangkasih).

Untuk diketahui, gula aren merupakan salah satu dari tiga produk unggulan Desa Wisata Sindangkasih saat ini selain sapu ijuk dan teh hijau.

Proses pengukuran tanah yang dilakukan para Mantri Ukur terbilang cukup lama. Tak ayal, mereka pun lama-lama menjadi betah bertugas di Pasir Eurih.

Baca juga: Akar Wangi hingga Jaket Kulit, Aneka Oleh-oleh Kerajinan dari Garut

Sambil bertugas, mereka juga meluangkan waktu untuk bersenda gurau dengan Eyang Ardasan, serta para kerabatnya yang juga tinggal di sana. Pada saat itu, kalimat pujian pun keluar dari Mantri Ukur karena para penduduk selalu menyambut dengan ramah.

Dari sinilah muncul nama Sindangkasih. Sebab, tidak hanya menyambut secara sosial, para Mantri Ukur selalu di “kasih” (dihidangkan) makanan saat sedang “sindang” (singgah) oleh penduduk setempat.

Harga tiket masuk Desa Wisata Sindangkasih

Desa Wisata Sindangkasih berlokasi di Jalan Garut-Tasik KM 16, Desa Sukamaju, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jam operasionalnya adalah setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB. Harga tiket masuknya adalah Rp 5.000 per orang dewasa dan Rp 3.000 per anak.

Baca juga: Ada Gumuk Pasir bak Gurun Sahara di Garut

Desa Wisata Sindangkasih telah menerapkan protokol kesehatan sesuai standar termasuk pemeriksaan suhu tubuh, serta kewajiban cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak bagi pengunjung.

“Yang tidak pakai masker tidak boleh masuk, standar operasional prosedurnya begitu,” tegas Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com