KOMPAS.com- Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni tidak lepas dari peran Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Melansir Kompas.com, hari tersebut memperingati momen di mana Presiden Soekarno menyuarakan lima gagasan tentang dasar negara Indonesia yang dinamakan Pancasila pada 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Baca juga: Hari Pancasila, Simak Sejarah dan Fakta Menarik Gedung Pancasila
Namun, di balik momen tersebut, Hari Lahir Pancasila memiliki sejarah yang cukup panjang.
Berikut dua tempat bersejarah yang menjadi saksi perkembangan Pancasila:
Kota Ende yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan salah satu tempat bersejarah lahirnya Pancasila.
Pasalnya, Soekarno atau Bung Karno merenungkan gagasannya itu selama masa pengasingannya pada tahun 1934-1939.
Baca juga: Bung Karno, Kota Ende, dan Pancasila
Sebelumnya, Bung Karno ditahan di Penjara Sukamiskin dan kemudian dibebaskan. Namun, pergerakan Soekarno dan beberapa rekannya dianggap berbahaya oleh Belanda.
Hingga akhirnya, pada tanggal 28 Desember 1933 Belanda mengeluarkan surat keputusan pengasingan Soekarno ke Ende. Hal ini sengaja dilakukan guna memutus hubungan Bung Karno dengan para loyalisnya.
Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Kisah Awalnya Ada di Taman Renungan Bung Karno Ende NTT
Melansir dari laman Kebudayaan.kemendikbud.go.id, rumah pengasingan Bung Karno ini terletak di Jalan Perwira, Kampung Ambugaga, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende.
Bangunan sederhana tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal Bung Karno beserta istrinya Inggit Garnasih, anak angkatnya yaitu Ratna Djuami, dan mertuanya yaitu Ibu Amsi.
Selama masa pengasingan itu, Bung Karno merenungkan Pancasila yang menjadi dasar kehidupan bernegara Indonesia.
Setelah mengunjungi patung Bung Karno di bawah pohon sukun, wisatawan bisa melangkahkan kaki menuju Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira.
Rumah pengasingan Bung Karno masih terawat baik. Memasuki ruang depan, pengunjung akan melihat benda peninggalan Bung Karno yang masih tersimpan di ruangan ini seperti setrika, ketel, piring-piring, tongkat, lampu, dan biola.