Dilansir dari Perhiasan Tradisional Indonesia yang disusun oleh Husni dan Siregar, suku Asmat memiliki pakaian adat serta perhiasan atau aksesoris yang khas.
Pakaian dan aksesoris tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam upacara adat tertentu.
Busana yang dikenakan kaum pria suku ini disebut pummi. Busana ini berupa rok mini dari anyaman daun sagu yang berbentuk rumbai.
Pummi yang digunakan oleh kaum perempuan disebut dengan tok. Bedanya, rumbai tok disatukan ke belakang hingga menyerupai cawat.
Kaum perempuan juga menggunakan poin dan sanwur untuk menutupi bagian dadanya. Kedua pakaian tersebut terbuat dari anyaman daun sagu dan akar pandan sebagai tali pengikat.
Baca juga:
Pria suku Asmat menggunakan hiasan kepala yang terbuat dari bulu bangau. Hiasan ini disebut dengan sokmet.
Satu lagi aksesoris penting yang digunakan oleh kaum pria Suku Asmat, yaitu hiasan hidung bernama bipane.
Hiasan hidung ini terbuat dari kulit siput atau kerang yang dibentuk menyerupai sabit dan dipasng di cuping hidung yang telah dilubangi. Hiasan hidung ini biasanya digunakan oleh kepala suku.
Tak hanya pria, kaum wanita juga menggunakan hiasan hidung yang disebut bi awok. Hiasan ini terbuat dari daun sagu atau daun nipah.
Suku Asmat juga memiliki perhiasan lainnya seperti juprew dan kasuomer yang berupa hiasan kepala, tisen pe dan juwursis yang berupa kalung, serta sofbetan atau sinenke dan barok yang berupa gelang di tangan dan kaki.