Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2021, 17:14 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, saat ini perebutan pasar wisatawan mancanegara (wisman) dengan destinasi wisata lain di Asean bukan jadi prioritas.

“Tentu kita punya beberapa negara di kawasan yang selama ini menjadi destinasi wisaat unggulan, tapi kita sekarang memiliki konsep kolaborasi. Tidak lagi berebut pasar wisman,” kata dia.

Pernyataan itu Sandiaga sampaikan dalam konferensi pers virtual bertajuk “Global Tourism Forum 2021” pada Selasa (14/9/2021).

Baca juga:

Menurut dia jika sudah memungkinkan, antarnegara bisa saling kolaborasi untuk meningkatkan lama kunjungan wisman dan pengeluaran yang berkualitas.

“Indonesia tidak bisa berdiri sendiri di tengah Covid-19. Mungkin kita bisa tingkatkan potensi dari travel pattern bagi kunjungan ke Thailand dan Malaysia,” ujar Sandiaga.

Dalam potensi travel pattern tersebut, Thailand, Malaysia, dan Indonesia bisa bekerja sama untuk mengadakan perjalanan wisata di wilayah Phuket, Langkawi, dan Bali.

“Bisa dibuat segitiganya seperti itu yang merupakan bagian dari tren terbaru pariwisata masa kini karena length of stay lebih panjang,” sambung dia.

Tunggu tingkat vaksinasi hingga 70 persen

Sandiaga mengatakan, guna menghadirkan kembali wisman ke Indonesia, narasi tunggalnya adalah proses vaksinasi di Indonesia dan dijalankannya protokol kesehatan sesuai standar.

Adapun, dua hal tersebut menurutnya adalah prasyarat bagi pihaknya untuk membuka kembali pariwisata.

“Presiden sudah beri syarat vaksinasi harus mencapai 70 persen ke atas. Ini yang sediang disiapkan, dengan tentunya kedisiplinan protokol kesehatan,” ungkapnya.

Ilustrasi Thailand - Pemandangan Pantai Patong di Phuket, Thailand.SHUTTERSTOCK / By aphotostory Ilustrasi Thailand - Pemandangan Pantai Patong di Phuket, Thailand.

Jika sudah memungkinkan bagi wisman untuk berkunjung, Sandiaga berharap ada titik terang bagi devisa. Sebab, devisa sektor pariwisata pada 2020 merosot hingga 80 persen.

Baca juga:

Dia berharap, devisa 2021 tidak mengalami kontraksi separah tahun lalu karena hal itu berdampak pada lapangan pekerjaan dalam sektor pariwisata.

“Begitu pariwisata kita sudah siap dibuka, dengan kesiapan dari segi vaksinasi, protokol kesehatan end-to-end CHSE, maupun fasilitas kesehatan, ini nanti diharap Indonesia bisa kembali bersaing di pasar pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” tutur Sandiaga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com