Uzbekistan adalah negara yang baru mendapatkan kemerdekaan setelah Uni Soviet bubar. Negara ini merdeka pada 1991. Meski Uzbekistan termasuk sebagai negara sekuler, tapi mayoritas penduduknya beragama Islam.
Sebenarnya, negara ini sudah selama bertahun-tahun membebaskan penduduknya untuk merayakan Hari Valentine.
Namun, itu semua berubah sejak 2012. Pemerintah setempat memadang bahwa pengaruh asing akan berdampak buruk.
Oleh karena itu, Ministry of Education’s Department of Enlightenment and the Promotion mengeluarkan larangan mengenai perayaan hari libur asing.
Sejak saat itu, tidak ada perayaan asing, seperti valentine. Mereka lebih memilih memberikan promosi kepada pahlawan nasional mereka.
Baca juga: 20 Maskapai Terbaik Dunia Versi World Airline Awards, Ada Garuda Indonesia
Babur, Kaisar Mughal dan keturunan Genghis Khan yang berulang tahun pada 14 Februari mendapat perayaan resmi.
Sebenarnya perayaan Hari Valentine tidak dilarang secara langsung. Namun, tidak disarankan untuk diperingati karena ada Hari Babur.
Sebagai negara dari Timur Tengah yang luas dan kaya, Republik Islam Iran memang diperintah oleh banyak ulama. Sejak tahun 2011, pemerintah Iran tidak memperbolehkan adanya produksi barang atau hadiah yang berkaitan dengan Hari Valentine.
Promosi apa pun yang berhubungan dengan perayaan kasih sayang yang romantis, dianggap sebagai penyebaran budaya barat. Di Iran juga melarang pasangan yang belum resmi menikah untuk saling berhubungan atau bergaul.
Meski tak ada perayaan Hari Valentine, Iran memberikan perayaan pengganti dengan festival kuno Mehrgan.
Baca juga: Ini Paspor Paling Langka di Dunia yang Tak Bisa Dibeli dengan Uang
Perayaan itu ada di Iran sebelum masuknya Islam. Mehr sendiri bisa diartikan sebagai persahabatan, cinta, atau kasih sayang.