Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Eropa di Balai Kota Solo, Ada Bunker Belanda dari Tahun 1941

Kompas.com - 19/02/2022, 20:53 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Kota Surakarta memang kaya sejarah. Selain pernah menjadi ibu kota Mataram Islam, kota ini juga punya jejak sejarah masa lalu pada masa kolonial Belanda.

Kompas.com pun berkesempatan menjelajah jejak masa lalu di Kota Solo pada Hari Sabtu, (19/2/2022).

Hari itu, Kompas.com bergabung dengan Soerakarta Walking Tour yang mengadakan acara jalan-jalan dengan judul “Jejak Eropa”.

Baca juga: Kisah Sebenarnya Pangeran Samudra di Gunung Kemukus, Tak Ada Ajakan Ritual Seks

Perjalanan dimulai dari Balai Kota Surakarta pada Hari Minggu itu sekitar pukul 09.00 WIB yang juga menjadi titik awal penjelajahan.

Jejak Eropa di Balai Kota Surakarta

Balai Kota Surakarta ternyata menyimpan jejak Eropa yang kini sudah tidak lagi bisa ditemukan.

“Pemerintah Kolonial Hindia Belanda ketika berada di Solo, berkantor di sini,” kata pemandu dari Soerakarta Walking Tour bernama Muhammad Aprianto, Minggu.

Baca juga: Ngabuburit Asyik Sambil Jelajah Rumah Para Pangeran Keraton Surakarta

Ia melanjutkan, bangunan Balai Kota Surakarta dulunya bukan pendapa joglo seperti sekarang ini. Apri juga menunjukkan foto Balai Kota Surakarta awal abad 20 yang berciri khas Eropa dengan pilar-pilarnya.

“Ketika terjadi Agresi Militer Belanda, Solo waktu itu chaos, perang revolusi, tempat ini dibakar,” sambung dia.

Foto Balai Kota Solo pada masa Hindia Belanda.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Foto Balai Kota Solo pada masa Hindia Belanda.

Setelah dibangun ulang dan sampai akhir era orde baru atau masa reformasi, bangunan Balai Kota Solo kembali dibakar massa demonstrasi. Pada 2002, Balai Kota Solo berbentuk pendapa joglo.

“Tujuannya menghindari konflik karena jika dibangun kembali mirip aslinya dengan bentukan bangunan Belanda, ada kecenderungan masyarakat akan curiga, apakah Belanda akan balik lagi. Kedua, ingin mendekatkan juga dengan budaya lokal,” sambung dia.

Bunker bawah tanah di Balai Kota Surakarta

Selanjutnya, rombongan berjalan ke dalam kompleks Balai Kota Solo, tepatnya menuju bagian belakang Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

Bangunan selanjutnya ternyata berada di bawah permukaan tanah, yakni berupa bunker di sisi barat Disdukcapil.

Baca juga: Beda Gamelan Gaya Yogyakarta dan Surakarta, Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia

“Bunker ini ditemukan pada tahun 2012 saat kantor Disdukcapil ini mau direnovasi,” kata Apri.

Ia melanjutkan, bunker tersebut dibangun sekitar tahun 1941 saat Belanda saat itu sudah mencium gerak-gerik Jepang dan akan menguasai Hindia-Belanda, termasuk Kota Solo.

Bunker Belanda di Balai Kota Surakarta.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bunker Belanda di Balai Kota Surakarta.

“Maka bunker ini pun dibangun sebagai perlindungan orang-orang Belanda di Solo ketika Jepang datang,” tutur Apri.

Bunker di Balaikota Solo juga memiliki model untuk perlindungan, bukan untuk melarikan diri. Orang-orang yang berlindung di bunker itu bisa bertahan sekitar tiga hari sampai seminggu.

Baca juga: 4 Aktivitas Wisata di Alun-alun Selatan Keraton Surakarta, Beri Makan Kerbau Bule

Usai menyambangi bunker, rombongan Surakarta Walking Tour kemudian keluar Balai Kota Surakarta untuk menyusuri jejak Eropa lainnya di sisi utara. 

Di sana, ada Gereja St Antonius yang bersejarah, juga tempat bekas tempat sekolah suster dan rohaniawan pada zaman dulu.

Apabila ingin ikut menjelajah bersama Soerakarta Walking Tour, bisa ikuti akun Instagram resminya di @soerakartawalkingtour. Jadwal trip dan pendaftaran akan diumumkan melalui story Instagram.

Namun karena sedang masa pandemi Covid-19, jumlah peserta yang bisa ikut trip dibatasi untuk sementara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com