Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawasan Lemah, Uji Coba Bebas Karantina Dinilai Terburu-buru

Kompas.com - 08/03/2022, 11:06 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Pentingnya pengawasan

Azril juga menekankan pentingnya pengawasan di masing-masing tempat mulai dari bandara, hotel, hingga tempat wisata.

"Saya tanya, siapa yang menjaga di bandara, tempat wisata, hotel? Pengawasannya oleh siapa?" lanjutnya.

Sebagai solusi, menurutnya, ada beberapa hal yang dapat menjadi perhatian pemerintah dalam melaksanakan uji coba bebas karantina ini.

Pertama, tidak menganggap remeh protokol kesehatan, apalagi mengesampingkannya. Bebas karantina tidak berarti para wisman sudah benar-benar terjamin tidak akan menyebarkan virus Covid-19.

Sehingga, pengawasan dan kepatuhan terhadap prokes harus ditaati baik dari wisatawan, pelaku usaha, hingga masyarakat.

Baca juga:

Selanjutnya, Azril mengatakan bahwa persoalan ekonomi pariwisata dapat berjalan salah satunya dengan memanfaatkan pergerakan wisatawan domestik.

"Coba diperbaiki dulu yang lokal. Ada banyak, kebun binatang, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan lainnya. Baru kalau orang luar negeri liat (aturan di) dalamnya bagus, jadi akhirnya mereka juga mau masuk," terang Azril.

Ia juga berharap uji coba ini tidak diartikan sebagai momen untuk bisa menjadi lebih santai dan tidak disiplin. Sebaliknya, jadikan ini sebagai pembuktian bahwa suatu daerah mampu menerima wisman tanpa karantina dan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.

Di samping itu, kemampuan pelacakan atau tracing virus dan vaksinasi juga diharapkan dapat terus ditingkatkan.

"Ini jumlah masyarakat yang positif, kan belum semuanya di-tracing. Kemampuan ngetes kita belum seperti di luar negeri. Vaksinasi juga belum semuanya baik," jelas Azril.

Pada akhirnya, ia mengingatkan pemerintah agar dapat terus memperbaiki regulasi dan  pengawasan terhadap pelaksanaan terkait aturan-aturan yang berlaku. Baru kemudian fokus untuk menyambut wisatawan mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com