Walaupun bukan hanya ketupat yang dijadikan simbol dalam perayaan ini, namun ketupat seakan menjadi elemen yang sulit dihilangkan dari Syawalan.
Ketupat dinilai sebagai simbol yang penting dalam perayaan ini karena kata "ketupat" atau "kupat" itu sendiri. Kata tersebut diketahui berasal dari istilah dalam bahasa Jawa yaitu "ngaku lepat", atau jika diterjemahkan artinya mengakui kesalahan.
Saat prosesi ngaku lepat dilakukan, biasanya masyarakat akan melaksanakan sungkeman, atau bersimpuh memohon maaf, kepada orang yang lebih tua.
Dengan melakukan sungkeman, diharapkan masyarakat bisa belajar mengenai pentingnya rasa menghormati dan menghargai orang yang lebih tua.
Baca juga:
Selain bisa diartikan sebagai “ngaku lepat”, ada pula istilah lainya yaitu “laku papat” atau empat tindakan.
Bagi masyarakat Jawa, makna dari empat tindakan tersebut berasal dari istilah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Lebaran berarti tanda bahwa bulan Ramadhan telah berakhir, dan umat Islam akan menyambut hari kemenangan.
Sementara itu, luberan punya arti meluber atau melimpah yang menyimpan pesan moral, agar kita berbagi dan mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang tak mampu.
Kemudian, leburan bisa diterjemahkan sebagai habis atau melebur. Pada momen ini, dosa yang telah diperbuat dipercaya akan melebur dan orang-orang akan saling memaafkan.
Adapun laburan berasal dari kata labur atau kapur. Kapur sendiri adalah benda padat yang punya warna putih, serta bermanfaat menjernihkan zat cair.
Laburan dimaksudkan bahwa setiap muslim wajib kembali menjadi jernih dan putih hatinya, apalagi usai Ramadhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.