KOMPAS.com – Candi Borobudur menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang bisa dikunjungi wisatawan ketika berlibur di Jawa Tengah maupun Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dari Titik Nol Kilometer di Kota Yogyakarta, misalnya, jaraknya mencapai 41 kilometer (km) dengan durasi perjalanan kira-kira satu jam.
Sementara itu, jika dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, maka jaraknya hingga 31 km dengan waktu tempuh hampir satu jam.
Kendati demikian, mungkin masih ada wisatawan yang bingung sesungguhnya Candi Borobudur berada di mana atau terletak di kabupaten mana. Simak selengkapnya dari rangkuman Kompas.com, Rabu (8/6/2022):
Baca juga: 7 Wisata Sekitar Candi Borobudur, Bisa Jadi Alternatif Tempat Liburan
Candi Borobudur terletak di Jalan Badrawati, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan letak astronomis, Candi Borobudur berada di 7° 36′ 28” LS (lintang selatan) dan 110° 12′ 13” BT (bujur timur), dilansir dari laman Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu.
Adapun secara geografis, candi Buddha terbesar di dunia itu dikelilingi oleh banyak gunung.
Di sebelah timur Candi Borobudur ada Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, lalu di sebalah utara terdapat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Kemudian, di sebelah selatan ada Pegunungan Menoreh, serta terletak di antara Sungai Progo dan Sungai Elo.
Selain dikelilingi oleh bentang alam, Candi Borobudur terletak di atas bukit yang telah dimodifikasi serta berada di ketinggian 265 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Masih Belum Naik, Ini Daftarnya
Candi Borobudur dikenal megah, diperkirakan pembangunannya membutuhkan dua juta potong batu.
Batu-batu tersebut berasal dari sungai di sekitar candi dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter kubik.
Panjang bangunan candi mencapai 121,66 meter dengan lebar 121,38 meter. Lalu, tingginya mencapai sekitar 35,40 meter.
Bentuk bangunan candi berupa sembilan teras berundak dan ada sebuah stupa induk di bagian puncaknya.
Terdapat enam teras berdenah dengan bentuk persegi, serta tiga teras berdenah dengan bentuk lingkaran.
Jika dilihat menurut pembagian vertikal secara filosofis, ada tiga tingkat, yakni Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Sementara itu, berdasarkan pembagian vertikal secara teknis, terdapat bagian bawah, tengah, dan atas.
Ada sejumlah anak tangga dari keempat penjuru utama, sedangkan pintu masuk utamanya ada di sebelah timur dengan ber-pradaksina.
Pradaksina adalah prosesi dalam agama Buddha dengan memutari candi searah jarum jam sebanyak tiga kali.
Baca juga: Rute ke Candi Borobudur, Bisa Naik Transportasi Umum dan Kendaraan Pribadi
Walau dikenal sebagai tempat wisata sejarah, Candi Borobudur sebenarnya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (21/5/2016).
Direktur Jenderal (Dirjen) Agama Buddha Kementerian Agama waktu itu, Dasikin, mengatakan bahwa awalnya candi ini juga bukan tempat untuk wisata, namun hanya sebagai tempat ritual ibadah, lalu berkembang hingga ramai dikunjungi banyak orang.
Baca juga:
"Wisatawan belum memahami Candi Borobudur sebagai tempat suci umat Buddha. Banyak wisatawan yang naik dinding sampai memanjat mandala suci, bahkan umat Buddha sendiri. Seminar ini jadi langkah nyata pelestarian Candi Borobudur," ucap Dasikin saat itu, dalam sambutan pembukaan Konferensi Buddha Internasional, Kamis (19/5/2016).
Hingga saat ini, dilaporkan oleh Kompas.com, Minggu (15/5/2022), Candi Borobudur menjadi salah satu lokasi perayaan Tri Suci Waisak. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di kawasan candi adalah pelepasan lampion pada malam hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram