Tak berhenti sampai di situ, Desa Hilisimaetano juga punya ritual kuno yang dilaksanakan setiap 14 tahun sekali, bernama "Famadaya Harimao".
Pada ritual ini, akan ada prosesi mengarak patung yang menyerupai harimau (lawölö fatao) untuk penyucian dan pembaharuan atas hukum-hukum adat yang berlaku di seluruh daerah Maniamölö.
Setelah Famadaya Harimao selesai, dilanjutkan dengan membaca doa-doa kuno yang disebut Fo'ere.
Baca juga:
Di sisi lain, Desa Hilisimaetano juga memiliki tradisi kerajinan tangan atau kriya yang masih dilakukan sampai sekarang, seperti anyaman topi caping, pahatan, ukiran, dan manöfa atau pedang besi.
Dahulu kala, manöfa ini difungsikan sebagai alat perang masyarakat Nias, yang jika mereka menang melawan musuh, maka kepala musuh akan disematkan pada ujung sarung pedang.
View this post on Instagram
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berencana menjadikan Desa Hilisimaetano sebagai desa wisata berkelanjutan.
Baca juga: Sandiaga Targetkan Kunjungan ke 50 Desa Wisata ADWI Selesai September 2022
Namun sebelumnya, perlu ada beberapa fasilitas yang dibenahi, termasuk toilet dan homestay.
"Kita akan memberikan pendampingan, pelatihan, dan peningkatan destinasi wisata, seperti toilet, homestay, kita akan tingkatkan, juga kita ingin jadikan desa wisata ini sebagai tujuan wisata selagi ada WSL (World Surf League) Pro, untuk membangkitkan ekonomi masyarakat," kata Sandiaga saat visitasi Desa Wisata Hilisimaetano yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, dalam keterangan resmi Kemenparekraf, Rabu (22/06/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.