Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2022, 16:14 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia tak hanya memiliki kekayaan alam yang indah dan melimpah, tetapi juga keanekaragaman hayati yang beragam.

Termasuk di antaranya spesies satwa endemik yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, yang harus kita jaga agar terhindar dari kepunahan.

Baca juga: Ikan Hiu Berjalan, Spesies Endemik yang Rentan Alami Kepunahan

Setidaknya, ada 10 satwa endemik Indonesia yang dapat kita ketahui dan tersebar di berbagai wilayah di tanah air.

Berikut beberapa satwa endemik Indonesia yang perlu kamu ketahui, seperti dikutip Kompas.com dari situs Indonesia Travel yang dikelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan sejumlah sumber lainnya:

1. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di dalam kandang di Pusat Penyelamatan Satwa, Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI), Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022). Pusat penyelamatan satwa tersebut melakukan perawatan sebanyak 75 satwa langka dan dilindungi mulai dari burung, primata, mamalia dan reptil yang didapat dari hasil sitaan warga maupun perdagangan satwa liar.ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di dalam kandang di Pusat Penyelamatan Satwa, Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI), Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022). Pusat penyelamatan satwa tersebut melakukan perawatan sebanyak 75 satwa langka dan dilindungi mulai dari burung, primata, mamalia dan reptil yang didapat dari hasil sitaan warga maupun perdagangan satwa liar.

Eksotisme harimau Sumatera dikenal hingga ke seluruh dunia. Namun, jumlahnya yang kian berkurang juga diketahui secara luas.

Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dirilis Desember 2018, diperkirakan spesies harimau Sumatera di alam liar lebih kurang berjumlah 603 ekor, yang tersebar dalam 23 landskap di Sumatera.

Baca juga: Desa Wisata Liang Ndara di Labuan Bajo, Bisa Amati Burung Endemik

Pada masing-masing landskap, jumlahnya bervariasi mulai dari satu hingga 185 ekor.

Untuk mencegah kepunahan harimau Sumatera, beberapa lokasi dijadikan tempat konservasi spesies ini, di antaranya Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Ekosistem Ulu Masen, Leuseur di Aceh, dan Sumatera Utara.

2. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Rosa, seekor induk badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) menemani anaknya berjenis kelamin betina yang baru berusia beberapa hari di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung Timur, Lampung, Senin (28/3/2022). Bayi badak Sumatera tersebut lahir dari hasil perkawinan badak jantan bernama Andatu dan badak betina bernama Rosa pada Kamis (24/3) pukul 11.44 WIB di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung.ANTARA FOTO/Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/ HO Rosa, seekor induk badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) menemani anaknya berjenis kelamin betina yang baru berusia beberapa hari di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung Timur, Lampung, Senin (28/3/2022). Bayi badak Sumatera tersebut lahir dari hasil perkawinan badak jantan bernama Andatu dan badak betina bernama Rosa pada Kamis (24/3) pukul 11.44 WIB di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung.

Populasi Badak Sumatera yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas, semakin terancam kepunahan.

Jumlahnya diperkirakan kurang dari 80 ekor dan penghuni hutan tropis ini hanya melahirkan satu anak setiap tiga atau empat tahun sekali.

Baca juga: Bayi Badak Sumatera Lahir, Kenapa Masa Kehamilan Badak Bisa Sangat Lama?

Situs Yayasan Badak Indonesia (YBI) mencatat, populasi Badak Sumatera pada 1974 sempat berkisar antara 400-700 ekor, namun terus mengalami penyusutan yang drastis sejak era 1980 dan 1990 akibat perburuan.

Bahkan, Badak Sumatera sempat dinyatakan punah sejak akhir 2001 di Taman Nasional Kerinci Seblat.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Selain akibat perburuan, dikutip dari sumber yang sama, populasi badak sumatera juga terus menyusut akibat alasan lain, termasuk kombinasi ancaman kehilangan kawasan hutan karena perambahan, serta perubahan fungsi hutan menjadi area perladangan, penambangan ilegal, dan perburuan cula.

Selain badak sumatera, badak jawa atau yang juga dikenal dengan sebutan badak sunda, juga termasuk dalam kategori satwa langka di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com