MASAKAN memang sesuatu yang populer, dan bukan melulu dinikmati melalui indra perasa.
Sebelum menulis lebih jauh, sedikit catatan kecil bahwa di sini saya tidak membedakan antara masakan dan makanan. Alasannya simpel, sebab keduanya adalah sama-sama sesuatu yang dapat kita makan.
Baik kita lanjutkan. Apakah buktinya makanan itu populer, dan tidak hanya dinikmati menggunakan indra perasa?
Kita tahu ada banyak hasil karya seni, mulai dari lukisan, foto, film, lagu dan lainnya bertema masakan.
Misalnya lukisan Annibale Carracci yang menggambarkan orang makan kacang-kacangan. Fotografer (khususnya food fotografer) seperti Leslie Grow, menerbitkan buku berisi kumpulan foto makanan.
Anda mungkin pernah menyaksikan film "No reservations", atau yang lebih lawas "Soul Food".
Kalau lagu, saya menemukan banyak sekali lagu Jepang bertema makanan. Misalnya lagu "Pan wo yaku" (membakar/membuat roti) yang dinyanyikan Yamazaki Masayoshi, kemudian Matsu Takako menyanyikan lagu "Karai kari" (Kari pedas).
Sedikit intermeso tentang lagu Jepang yang sudah mendunia, yaitu "Sukiyaki", sebenarnya isi lagu tidak ada hubungannya dengan makanan sukiyaki.
Judul asli lagu bahasa Jepang "Ue wo muite arukou" terlalu panjang, sehingga sukar diingat oleh orang asing. Untuk mengatasinya, diberilah judul "Sukiyaki" ketika lagu dirilis di luar Jepang.
Berdasarkan contoh di atas, melalui berbagai macam media dan penyajian berbeda, maka orang bisa menikmati makanan bukan hanya dengan indra perasa saja. Kita bisa menggunakan pancaindra untuk menikmatinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.