Meskipun namanya Badak Jawa, tetapi hewan ini juga pernah ditemukan di beberapa negara lain di Asia.
Menurut buku Teknik Konservasi Badak Indonesia yang diterbitkan World Wild Fund for Nature (WWF-Indonesia), seperti dikutip Antara, tercatat Badak Jawa sempat ada di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam Semenanjung Malaysia, Sumatera, hingga, tentu saja, Jawa.
Sempat dianggap hama karena jumlahnya banyak, serta merusak lahan perkebunan dan pertanian, badak di sejumlah negara tersebut pun punah.
Baca juga: Danau Semayang, Habitat Pesut Mahakam yang Nyaris Punah
Di Pulau Jawa, Badak Jawa sempat menempati beberapa daerah pegunungan, seperti daerah sekitar Gunung Gede, Pangrango, Pegunungan Sanggabuana, Salak, dan Ciremai, bahkan Gunung Slamet Jawa Tengah.
Kini, habitat Badak Jawa ada di Taman Nasional Ujung Kulon.
Dikutip dari data Yayasan WWF Indonesia, setelah dilakukan upaya perlindungan ketat, populasinya naik hingga dua kali lipat pada 1967 hingga 1978. Sejak akhir 1970-an, populasinya terpantau stabil, dengan angka maksimal pertumbuhan 1 persen populasi per tahun.
Berdasarkan pengamatan terhadap ukuran wilayah jelajah dan kondisi habitat, Ujung Kulon diperkirakan menyediakan daya dukung bagi 50 ekor badak.
Baca juga: Ketahui 5 Hal Tentang Mawar, Dugong Langka di Selat Pantar Alor
Sebagai langkah preventif menghindarkan populasi Badak Jawa dari ancaman penyakit dan bencana alam, para ahli merekomendasikan habitat kedua bagi Badak Jawa. Beberapa lokasi yang dipertimbangkan adalah Hutan Baduy, Taman Nasional Halimun-Salak, Cagar Alam Sancang, dan Cikepuh.
Menurut akun Twitter resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saat ini hanya tersisa dua jenis badak di Indonesia, yaitu Badak Sumatera dan Badak Jawa.
Saat ini, populasi Badak Jawa hanya tinggal berada di Taman Nasional Ujung Kulon.
Bahkan, kementerian tersebut menyebut bahwa bisa jadi badak jenis ini merupakan hewan terlangka di dunia.
Baca juga: Akuarium di California Gelar Pameran Hewan Laut Dalam yang Langka
Memiliki nama ilmiah Rhinoceros sondaicus ini memiliki perbedaan karakteristik untuk dua jenis kelamin yang berbeda.
Perbedaannya terletak pada culanya. Situs World Wide Fund for Nature (WWF) menjelaskan, badak betina, ia tidak memiliki cula. Sedangkan, badak jantan memiliki cula.
Baca juga: Lumba-lumba Muncul di Pantai Tiga Warna Malang, Dianggap Kejadian Langka
Cula pada badak jantan panjangnya antara 25-27 cm.
Namun, baik badak jantan maupun betina memiliki bibir atas panjang yang meruncing untuk mempermudah mengambil daun dan ranting.
Keduanya juga sama-sama memiliki kisaran panjang tubuh 2-4 meter serta tinggi bahu hingga 1,7 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram