SEOUL, KOMPAS.com – Liburan ke Korea Selatan, sayang rasanya jika tidak mampir ke Istana Gyeongbokgung.
Istana bersejarah yang dibangun pada 1395 ini berlokasi di hadapan Gunung Baegaksan.
Di sebelah selatan istana, terdapat Gwanghwamun Square yang hanya berjarak sekitar 100 meter lebih.
Di Gwanghwamun Square berdiri patung Raja Sejong dan tokoh militer dan pahlawan nasional Korea Selatan, Laksamana Yi Sun Shin, yang terkenal.
Baca juga: Istana Gyeongbokgung Korea Selatan: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka
Ada baiknya, wisatawan mengunjungi dua monumen patung tersebut sebelum menjelajani bagian dalam Istana Gyeongbokgung.
Khususnya bagi mereka yang memanfaatkan transportasi subway. Sebab, pintu keluar melalui Gwanghwamun Station berada di tengah-tengah Gwanghwamun Square.
Di depan patung Laksamana Yi Sun Shin, ada air mancur menarik yang keluar dari bawah lantai.
Sementara di bagian barat kedua patung, ada jejeran pepohonan dengan beberapa tempat duduk yang cocok sebagai tempat beristirahat sambil menikmati pemandangan Jalan Sejong Daero yang ramai kendaraan.
Kedua monumen patung itu dikelilingi gedung perkantoran yang indah, dengan latar belakang pintu Gwanghwamun di utara.
Pintu Gwanghwamun merupakan salah satu gerbang akses masuk ke Istana Gyeongbokgung.
Baca juga: Berapa Biaya Visa ke Korea Selatan?
Rabu (14/9/2022) sore, lima orang Wanggung Sumunjang menyambut Kompas.com dan rombongan lainnya begitu sampai di depan gerbang istana.
Wanggung Sumunjang merupakan sebutan untuk unit pengawal kerajaan di Dinasti Joseon.
Dahulu kala, mereka adalah penjaga gerbang istana Gyeongbokgung yang bertugas membuka dan menutup gerbang, serta memeriksa pengunjung dan menjaga ketat istana.
Para penjaga ini menjadi obyek foto bareng bagi sejumlah turis, baik asing maupun lokal. Selain terasa sangat khas Korea Selatan, kostum tradisional yang mereka kenakan juga punya warna cerah dan tampak menarik.
Baca juga: Berapa Lama Mengurus Visa ke Korea Selatan?
Para penjaga ini juga membawa senjata perang tradisional seperti pedang, panah, dan tombak. Meski terlihat sangar, pengunjung tak perlu khawatir jika ingin berfoto bersama para penjaga ini.
Nah, sebelum mengeksplorasi Istana Gyeongbokgung, ketahui dulu bahwa destinasi ini memiliki sejumlah bangunan penting di dalamnya. Ada 11 bangunan penting yang bisa kamu kunjungi.
Sayangnya, Kompas.com tak sempat menjelajahi semua bangunan tersebut karena keterbatasan waktu.
Baca juga: Pertama Kali ke Korea Selatan, Simak 6 Tips Wisata Berikut
Penting untuk dicatat bahwa meski bangunan-bangunan ini berada dalam satu kompleks, namun kamu tetap butuh waktu untuk menjelajahinya satu per satu, apalagi jika ingin sekaligus berburu foto.
Untuk menjelajahi area depan pintu Gwanghwamun dan Balau Geunjeongjeon saja, misalnya, Kompas.com sudah menghabiskan waktu hingga sekitar 30 menit. Durasi ini termasuk membeli tiket dan berfoto-foto di dua obyek tersebut.
Jadi, pastikan mengalokasikan waktu khusus jika mau mampir ke setiap bangunan yang ada di sini.
Berikut sejumlah bangunan di dalam Istana Gyeongbokgung yang bisa kamu singgahi:
Geunjeongjeon adalah bangunan utama Istana Gyeongbokgung dan nama bangunan ‘Geunjeongjeon’ mempunyai arti ‘perhatikan seluruh urusan negeri dan perintahlah negeri dengan baik’.
Sebagai bangunan simbolis yang mewakili Istana Gyeongbokgung, Geunjeongjeon memperlihatkan martabat raja dengan kemewahan dan kewibawaannya.
Baca juga: 8 Tips Liburan ke Korea Selatan untuk Pemula, Bikin Anggaran
Berbagai acara resmi negeri yaitu upacara penobatan raja atau apel pagi seluruh aparatur kerajaan sipil dan militer, ujian kenegaraan, pertemuan utusan dari luar negeri, dan sebagainya dilaksanakan di bangunan ini.
Bangunan Geunjeongjeon yang terbakar seluruh bagiannya dalam penyerbuan Jepang pada tahun 1592 telah dipugar pada tahun keempat kepemimpinan Raja Gojong (1867).
Sujeongjeon adalah tempat Jiphyeonjeon pernah diletakkan dan satu-satunya bangunan yang tersisa di antara bangunan kantor istana.
Jiphyeonjeon merupakan pusat penciptaan aksara Korea, Hangeul.
Baca juga: Terbang ke Jepang atau Korea Naik Jet Pikachu, Segini Biayanya
Anjungan Gyeonghoeru adalah tempat diadakannya acara hiburan bagi punggawa atau utusan luar negeri. Selain itu, anjungan ini juga digunakan untuk menyelenggarakan ujian kenegaraan atau upacara minta hujan, dan sebagainya.
Balai Sajeongjeon adalah bangunan kantor raja untuk mengurus urusan negeri. Nama Balai Sajeongjeon mempunya arti bahwa raja harus mempertimbangkan benar-tidaknya hal ihwal urusan negeri dan memutuskannya apabila menguasai kerajaan.
Baca juga: Wisata ke Istana Changdeok Korea Selatan, Seharian Jadi Prajurit
Berbagai kegiatan pengelolaan kerajaan seperti apel pagi, perundingan, acara dengar pendapat punggawa dan sebagainya dilakukan di dalam bangunan ini.
Balai Gangnyeongjeon adalah ruang tempat tinggal raja. Nama Gangnyeongjeon berarti kesehatan yang diambil dari unsur ‘lima restu’ yaitu panjang umur, kekayaan, kesehatan, cinta kebaikan, dan kematian yang damai.
Dalam ruangan ini, raja menjalani kegiatan sehari-hari seperti membaca buku, beristirahat, dan lain-lainnya, serta membahas urusan pemerintahan dengan punggawa dalam suasana santai.
Baca juga: Goa Gwangmyeong di Korea, Bekas Area Tambang yang Disulap Jadi Destinasi Indah
Di belakang Balai Gangnyeongjeon, ada Balai Gyotaejeong, yang merupakan ruang tempat tinggal permaisuri. Di tempat ini, permaisuri mengatur urusan rumah tangga istana sebagai pemimpin wanita di sana. Di satu lokasi yang berdekatan ada Cerobong Amisan.
Donggung adalah ruang tempat tinggal untuk putra mahkota. Putra mahkota adalah orang yang akan meneruskan takhta, seolah matahari terbit. Oleh karena itu, ruang tempat tinggalnya diletakkan di bagian timur istana dan diberikan nama Donggung.
Baca juga: Seongapdo di Korea Selatan, Pulau Squid Game yang Sebenarnya?
Sojubang adalah dapur istana yang menyiapkan makanan raja dan masakan pesta. Bangunan ini didirikan pada tahun keempat kepemimpinan Raja Taejo ketika Istana Gyeongbokgung dibangun.
Sojubang terdiri atas Naesojubang, yang merupakan tempat untuk menyiapkan makanan sehari-hari bagi raja dan permaisuri.
Baca juga: Korea Selatan Rayakan Hari Orangtua pada 8 Mei, Apa Itu?
Oesojubang yang merupakan tempat untuk menyiapkan makanan pesta istana dan upacara, dan Saengmulbang yang merupakan tempat untuk menyiapkan kudapan raja.
View this post on Instagram
Jagyeongjeon adalah bangunan yang dibuat oleh Raja Gojong untuk Ibu Suri Jo (dengan gelar anumerta ‘Permaisuri Sinjeong’) ketika pemugaran Istana Gyeongbokgung pada tahun keempat kepemimpinan Raja Gojong.
Ia adalah orang penting ketika Raja Gojong naik takhta. Nama Jagyeong diambil dari Jagyeongdang di Istana Changdeokgung yang dibuat oleh Raja Jeonjo bagi ibunya Hyegyeonggung Hong.
Baca juga: Apakah Air Keran di Korea Selatan Bisa Diminum?
Artinya, raja mengharapkan agar hal menyenangkan selalu diadakan untuk perempuan senior dalam keluarga kerajaan, misalnya ibu, nenek, dan lain-lain.
Ukiran pada Cerobong 10 Simbol Tradisional Panjang Umur dibuat dengan menonjolkan muka dinding belakang Jagyeongdang.
Hyangwonjeong adalah anjungan yang dibuat di halaman belakang yang terletak di bagian utara Istana Gyeongbokgung. Anjungan ini memperlihatkan pemandangan yang indah bersama kolam Hyangwonji.
Sementara Istana Geoncheonggung terletak di bagian utara Hyangwonjeong dan dibuat pada tahun ke-10 kepemimpinan Raja Gojong (1873).
Baca juga: Jangan Lakukan 8 Hal Ini Saat Wisata ke Korea Selatan
Istana Geoncheonggung terdiri dari Jangandang untuk tempat tinggal raja dan Gonnyeonghap-Okhoru untuk tempat tinggal permaisuri. Gonnyeonghap adalah tempat kejadian tragis, yaitu Permaisuri Myeongseong dibunuh oleh Jepang pada tahun ke-32 kepemimpinan Raja Gojong (1895).
Jibokjae terletak di pintu gerbang utara Sinmumun dan Geoncheonggung. Pada tahun kepemimpinan Raja Gojong (1891), Jibokjae dan Hyeopgildang dipindahkan dari Istana Changdeokdung ke Istana Gyeongbokgung untuk dijadikan perpustakaan dan ruang tamu bagi utusan luar negeri.
Baca juga: Cha-bak, Tren Kemah di Mobil ala Orang Korea
Jibokjae adalah bangunan yang terbuat dari batu bata pada kedua sisinya dan dibuat dengan gabungan gaya tradisional dan China. Di sebelah kiri dan kanan Jibokjae, terdapat Balai Parujeong dan Balai Hyeopgildang yang dihubungkan oleh suatu lorong.
Kuil ini diperkirakan dibangun pada tahun ke-5 kepemimpinan Raja Gojong (1868). Pada tahun ke-9 kepemimpinan Raja Gojong (1872), potret Raja Taejo dan Raja Wonjong diabadikan di Kuil Taewonjeon.
Baca juga: Minho SHINee Jadi Guide untuk Gwanghwamun, Korea Selatan
Ketika Permaisuri Sinjeong dan Permaisuri Myeongseong meninggal dunia, kuil ini digunakan sebagai tempat menyimpan peti jenazahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.