Memasuki ruang pertama, yakni ruang Sejarah Batik di Indonesia, pengunjung akan menemukan replika sertifikat UNESCO mengenai penetapan Batik Indonesia yang masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Pengunjung juga bisa melihat asal-muasal batik yang bahkan diprediksi sudah ada sejak masa Hindu-Budha.
Ini tampak dari beberapa replika artefak dan arca di ruang pameran, seperti replika ventilasi sejak zaman Trowulan yang memiliki penggambaran motif kawung dan sampai sekarang menjadi salah satu motif batik paling populer.
Berikutnya, ada pula replika arca dari abad ke-13 yang memiliki motif patola pada kain yang dikenakan. Motif ini kemudian berkembang menjadi motif jlamprang dan nitik.
Baca juga: Batik Printing Dinilai Bukan Kain Batik, Ini Penjelasannya
"Batik sendiri namanya baru dikenal secara jelas setelah ditulis dengan istilah hambatik, ambatik, dalam naskah Babad Sengkala yang berasal dari abad ke-17 dan dalam Hikayat Panji Jaya Lengkara yang ditulis tahun 1770," kata Koordinator Museum Batik Indonesia, Archangela kepada Kompas.com, Jumat (21/10/2022).
Museum Batik Indonesia punya Ruang Audio Visual, tempat melihat ilustrasi atau proses pembuatan batik, mulai dari cantingan hingga pewarnaan.
Ruangan ini telah dilengkapi dengan pengeras suara untuk menjelaskan tahap demi tahap yang ada pada video membatik.
Tak hanya itu, di ruang lain juga tersedia televisi lcd yang memutar video proses pembuatan pewarna batik, mulai dari tanaman sampai jadi pasta pewarna.