Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Desa Penglipuran Bali, Akan Dikunjungi Delegasi G20

Kompas.com - 14/11/2022, 14:47 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali siap menyambut kedatangan delegasi G20.

Dikutip dari liputan Kompas TV, jelang puncak G20 pada 15 dan 16 November 2022, Desa Penglipuran dijaga ketat oleh personel gabungan dan pecalang desa setempat.

Baca juga: KTT G20, Penerbangan Reguler di Bandara Ngurah Rai Dipastikan Normal

Selain Desa Penglipuran, sejumlah tempat yang akan dkedatangan delegasi G20 juga dijaga ketat.

"Di obyek-obyek wisata, seperti destinasi obyek wisata Penglipuran dan Kintamani kami siapkan personel kurang lebih 170 personel dalam rangka pengamanan kegiatan field trip daripada delegasi G20 yang akan datang ke wilayah kami," ucap Kabag Ops Polres Bangli, Kompol I Ketut Maret, Minggu (13/11/2022), seperti dikutip dari Kompas TV.

Berikut sejumlah fakta tentang Desa Penglipuran, desa yang pernah dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia yang akan didatangi oleh para delegasi G20.

Baca juga: Pura Sakenan, Tempat Ibadah yang Dikunjungi Delegasi G20 di Bali

Fakta Desa Penglipuran

1. Desa terbersih di dunia

Dikutip dari Kompas.com (22/10/2021), Desa Penglipuran adalah desa terbersih ketiga di dunia menurut Green Destinations Foundation, setelah Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.

Jika berkunjung, kamu tak akan menemukan sampah berserakan, bising kemacetan, dan polusi udara di desa ini.

Baca juga: Mengintip Pesona Desa Penglipuran di Bali, Desa Terbersih Ketiga di Dunia

Dikutip dari situs Indonesia Travel yang dikelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, beberapa penghargaan yang pernah disabet oleh Desa Penglipuran antara lain Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) pada 2017 dan masuk dalam daftar Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

2. Tata ruangnya mengusung konsep adat

Salah satu Rumah Adat Bali di Desa Penglipuran, Bali.SHUTTERSTOCK/GEKKO GALLERY Salah satu Rumah Adat Bali di Desa Penglipuran, Bali.

Penglipuran adalah desa adat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur nenek moyang. Nilai-nilai tersebut turut dituangkan ke tata ruang desa, yakni mengusung konsep Tri Mandala.

Menurut konsep Tri Mandala, tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala, yang diurutkan dari wilayah paling utara hingga selatan.

Di wilayah utara ada Utama Mandala yang merupakan tempat suci atau tempat para dewa. Tepat beribadah didirikan di wilayah ini.

Baca juga: Desa Penglipuran Bali Kini Terapkan E-ticket untuk Pengunjung

Sementara daerah tengah adalah Madya Mandala, yang merupakan letak pemukiman penduduk.

Sedangkan  wilayah paling selatan disebut Nista Mandala. Wilayah ini berisikan pemakaman penduduk.

3. Menjalani ritual keagamaan rutin

Ritual keagamaan masih dijalankan secara rutin di Desa Penglipuran karena dianggap sebagai ajaran warisan leluhur, sama seperti desa-desa adat lain di Pulau Dewata.

Salah satu ritual besarnya adalah Ngusaba. Ritual ini biasa dilaksanakan sebagai penyambutan Hari Raya Nyepi.

Baca juga: Sekjen UNWTO Terkesima Melihat Desa Wisata Penglipuran di Bali

Selain itu, setiap 15 hari sekali, masyarakat akan datang ke Pura Penataran untuk sembahyang.

4. Punya kuliner khas

Desa Penglipuran juga memiliki kuliner khas yang unik, loloh cemcem dan tipat cantok.

Loloh cemcem, jamu berbahan dasar daun cemcem dengan rasa unik khas Desa Penglipuran, Bali. Sonora Bali/Joni Putra Loloh cemcem, jamu berbahan dasar daun cemcem dengan rasa unik khas Desa Penglipuran, Bali.

Loloh cemcem adalah minuman yang dibuat secara tradisional, terbuat dari daun cemcem atau daun kloncing dan berkhasiat untuk melancarkan pencernaan.

Baca juga: 2.500 Penjor Akan Menyambut Delegasi KTT G20 di Bali, Ini Maknanya

Sementara tipat cantok adalah makanan berat yang terdiri dari ketupat dan sayuran rebus kemudian disajikan bersama bumbu kacang.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

5. Wisatawan bisa menginap

Desa Penglipuran menerima kehadiran para wisatawan, termasuk yang ingin menginap di rumah-rumah mereka.

Jika ingin mempelajari budaya di Desa Penglipuran, bermalam di sana tentu memungkinkanmu untuk mengeksplorasi lebih dalam.

Baca juga: Lotus Pond di GWK Bali, Lokasi Jamuan Makan Malam KTT G20

6. Memiliki hutan pelindung desa

Desa Penglipuran dikelilingi hutan bambu seluas puluhan hektar. Desa Penglipuran dikelilingi hutan bambu seluas puluhan hektar.

Di Desa Penglipuran, terdapat hutan bambu seluas 45 hektar atau mencapai sekitar 40 persen dari total luas desa.

Hutan tersebut dilestarikan sebagai bentuk warisan dari para leluhur serta untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

Masyarakat Penglipuran juga meyakini bahwa hutan bambu tersebut adalah bagian dari awal sejarah keberadaan mereka.

Baca juga: Mengenal Pinandita, Pemuka Agama Hindu yang Doakan Kesuksesan KTT G20

Secara fungsi, hutan bambu di Desa Penglipuran juga merupakan kawasan resapan air. Itulah mengapa, hutan bambu ini juga disebut sebagai hutan pelindung desa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

Travel Tips
6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

Travel Tips
Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com