Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Ziarah ke Makam Imam Lapeo di Sulbar Memasuki Bulan Ramadhan

Kompas.com - 02/04/2023, 23:10 WIB
Junaedi,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Makam tokoh ulama penyebar pertama Islam di Sulawesi Barat, kiai Haji Muhammad Tahir atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Lapeo, ramai dikunjungi oleh para peziarah memasuki bulan Ramadhan.

Tradisi ini dilakukan oleh warga sebagai bentuk penghormatan para wali atau ulama yang telah menyebarkan ajaran agama Islam pada abad ke-18 silam.

Adapun makam Imam Lapeo terletak di Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Baca juga:

Adapun Imam Lapeo merupakan salah satu wali atau ulama besar yang sangat tersohor di Sulawesi.

Ia adalah salah satu ulama besar yang menyebarkan ajaran agama islam pertama di tanah Mandar pada abad ke-18.

Di depan makam, para peziarah melantunkan doa dan zikir, memohon kepada Sang Pencipta agar diberi kesehatan dan keberkahan selama menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan.

Salah satu peziarah, Muhlis mengatakan, nyekar ke makam tokoh-tokoh penyebar Islam merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan keluarganya setiap tahunnya.  

“Ini tradisi tahunan yang tetap dilestarikan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur termasuk para ulama dan tokoh penyebar agama Islam,” kata Muhlis.

Makam Imam Lapeo di Sulawesi Barat.KOMPAS.COM/JUNAEDI Makam Imam Lapeo di Sulawesi Barat.

Penjaga makam Imam Lapeo, Ikram menyebutkan, Para peziarah ke makam Lapeo tidak hanya datang dari wilayah Sulawesi Barat, namun ada juga yang datang dari luar daerah seperti Sidrap, Pinrang, Makassar, Palu, bahkan dari luar Sulawesi.

“Bahkan (dari) luar pulau seperti Kalimantan dan Jawa,” kata Ikram.

Baca juga:

Selain makam Imam Lapeo, ada pula tiga makam lainnya di kompleks tersebut, serta makam anak dan cucu Imam Lapeo.

@kompastravel Kalo lagi di Jakarta Utara, jangan lupa mampir ke mushala unik yang satu ini. Selain lokasinya yang ada di kolong jalan tol, arsitektur mushala juga kental dengan nuansa Tionghoa, dengan perpaduan warna merah dan hijau yang begitu khas. Mushala ini didirikan oleh seorang pria keturunan Tionghoa yang masuk Islam beberapa puluh tahun silam, Jusuf Hamka alias Babah Alun, sekaligus pengusaha yang dikenal akan aksi demawannya.  Eits, ternyata ini bukan rumah ibadah pertama yang dibangun karena Babah Alun bercita-cita membangun 1.000 masjid. #babahalun #masjidunik #masjidjakarta ? Rahmatun Lil’Alameen - Maher Zain
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com