KOMPAS.com - Masjid Syekh Azlin, masjid rancangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang berlokasi di Gaza, Palestina, kini sudah dapat digunakan untuk beribadah.
Hal itu diumumkan oleh Emil -sapaan akrab Ridwan Kamil, melalui akun Instagram miliknya @ridwankamil
"Masjid Gaza Palestina sudah dipakai taraweh lagi, Alhamdulillah."
"Masjid Syekh Azlin, yang hancur di tahun 2014 oleh serangan bom Israel ini sekarang sudah kembali berdiri tegak," demikian potongan kalimat yang diunggah Emil melalui akun Instagram miliknya, Minggu (2/4/2023).
Baca juga:
Adapun Masjid Syekh Azlin tidak memiliki kubah, serta mengadopsi desain arsitektur futuristik dengan warna dominan putih pada eksteriornya dan sentuhan warna hijau emerald pada bangunannya.
Lebih lanjut, berikut fakta Masjid Syekh Azlin yang perlu diketahui, seperti dirangkum oleh Kompas.com.
Seperti diungkapkan Emil dalam unggahannya, masjid di Gaza ini sebelumnya pernah hancur akibat serangan bom Israel pada 2014.
Dikutip dari Kompas.com (27/1/2019), saat itu, Direktur Aman Palestin, Miftahuddin Kamil mengatakan masjid bakal dibangun di lahan bekas Masjid Syekh Ajlin yang hancur lebur akibat peperangan.
Hal itu diungkapkannya seusai Emil menyerahkan rancangan masjid.
Baca juga: 10 Masjid Tertua di Dunia, Ada yang Berada di China
Lokasi masjid itu 50 kilometer dari Kota Gaza dan berdekatan dengan Laut Mediterania.
Peresmian Masjir Syeikh Azlin dilakukan secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung dan di Gaza, Palestina, Rabu (7/3/2021).
Dikutip dari Kompas.com (7/4/2021), masjid tersebut tak sekadar berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan bagi penghafal Al-Quran.
Baca juga: 10 Masjid Unik di Rest Area, Ada yang Berbentuk Bulat dan Tanpa Kubah
"Jadi masjid ini kurang lebih sekitar tiga lantai karena masjid ini bukan hanya tempat shalat, tetapi juga menjadi tempat belajar atau madrasah."
"Itulah kenapa sebelum dihancurkan pada 2014 sudah ribuan penghafal Quran lulus dari masjid Syeikh Ajlin yang lama," tutur Emil saat itu.
Desain masjid Syeikh Azlin, yang memiliki dua bangunan dengan satu menara, memiliki filosofi tersendiri.
Emil menjelaskan, menara merepresentasikan hubungan dengan Allah. Sementara dua bangunan merepresentasikan hubungan dengan manusia dan alam.
Hal itu kembali ditegaskannya dalam keterangan unggahan media sosialnya.
Baca juga: 10 Masjid Tertua di Indonesia, Usianya Mencapai Ratusan Tahun
"Desain masjid tiga lantai ini dari luar memliki tiga bidang memiliki makna tiga bulan sabit jika dilihat dari atas yang artinya Habluminallah, Habluminannas, dan habluminal alam," tulisnya.
View this post on Instagram
Emil sebelumnya menawarkan dua desain masjid kepada masyarakat di sana, yakni masjid dengan kubah dan tanpa kubah.
Kemudian, para ulama dan masyarakat memilih desain yang diadopsi saat ini, yakni masjid tanpa kubah yang memiliki kesan futuristik.
Baca juga: Daftar 27 Masjid di 4 Jalur Mudik, Ada Masjid Raya Al-Jabbar
Mantan Wali Kota Bandung itu menjelaskan, salah satu alasan masyarakat Gaza memilih desain futuristik untuk masjid ini adalah memberi kesan adahya kemajuan zaman.
"Ini pelajaran juga di negara sana mereka ingin masjid yang menyimbolkan kemajuan pada zamannya," ucap Emil.
Pada awal perencanaan pembangunan, Emil mengatakan bahwa biaya pembangunan masjid yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 20 miliar.
Untuk memenuhinya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat turut menyumbangkan dana sebesar Rp 2,085 miliar.
Sementara bantuan lain, yakni dari Badan Wakaf Salman mencapai Rp 1,9 miliar.
Selain itu, ada pula donasi yang terkumpul dari donasi institusi, pribadi, dan warganet Indonesia yang digalang melalui @amanpalestin_id.
Sumber: Kompas.com (Editor: Farid Assifa, Inggried Dwi Wedhaswary; Penulis: Dendi Ramdhani, Reni Susanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.