Sebab, selama ini pangsa pasar yang mendapat layanan kesehatan seperti di Malaysia dan Singapura, merupakan orang-orang dari Indonesia.
Ketua Umum Malang Health Tourism, Ardantya Syahreza mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan program kegiatan Malang Health Tourism.
Saat ini sudah ada enam rumah sakit (RS) di Kota Malang tengah diajak berkolaborasi, yakni RS Persada Hospital, RSU Muhammadiyah Malang, RS Lavalatte, RS Hermina, RS Panti Nirmala dan RS Panti Waluya. Masing-masing RS memiliki layanan unggulan.
"RS Persada Hospital memiliki layanan unggulan penanganan jantung dengan mendiagnosis irama jantung, bedah jantung terbuka sudah ada juga. RS Lavalatte ada layanan onkologi jadi radioterapi untuk menyinari penderita kanker, begitu juga dengan RS lainnya," katanya.
Selain itu, pihak lainnya yang akan diajak berkolaborasi yakni ada klinik kecantikan, klinik kesehatan lainnya dan hotel-hotel. Pihaknya juga akan mengajukan SK Wali Kota untuk mendukung program kegiatan Malang Health Tourism.
Selain layanan medis, Malang Health Tourism menyasar program kegiatan wisata kebugaran dan wisata olahraga (sport tourism).
"Wisata kebugaran, jadi masyarakat datang ke suatu tempat melakukan staycation, seperti yoga, atau pilates, atau melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti spa di suatu tempat dan kembali lebih fresh," katanya.
Baca juga: 5 Fakta Masjid Agung Jami Malang, Perpaduan Arsitektur Jawa dan Arab
Untuk wisata olahraga atau sport tourism, ia mencontohkan saat wisatawan masyarakat datang ke suatu tempat hanya untuk ikut kegiatan olahraga, seperti event lari, bersepeda, naik gunung
Pihaknya juga berharap adanya dukungan dari pemerintah pusat. Selain promosi, dia berharap pemerintah mengaudit permasalahan harga penjualan alat-alat medis di Indonesia.
"Saya juga ingin pemerintah ikut mengaudit kenapa harga alat-alat medis di Indonesia lebih tinggi daripada di luar negeri, misal di India, atau tempat lain, supaya harga kita kompetitif," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.