Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjual Musik Lawas di Pasar Barang Antik, Malah Berharap Dagangan Tak Cepat Habis

Kompas.com - 09/06/2023, 20:31 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Ketersediaan piringan yang makin terbatas

Di antara beragam jenis musik yang dijual oleh Irwansyah, ia mengaku tidak ingin musik jenis piringan yang ia miliki cepat habis terjual karena ketersediaan piringan yang kini sulit ditemukan.

"Ya semoga tidak cepat habis, kalau ini (piringan) habis, saya susah mencarinya saat ini, lalu saya jualan apa?," tutur Irwansyah kepada Kompas.com.

Beberapa musik piringan yang dimiliki Irwansyah saat ini yakni piringan The Beatles, Elly Kasim, Robin Gipp, Tuna Netra's, Supremez Warja Orange, hingga Musik of Bali yang dirilis sekitar 1953.

Langkanya piringan musik lawas membuat Irwansyah cermat menentukan harga jual. Contohnya untuk satu piringan karya Elly Kasim ia hargai sekitar Rp 500.000 dan tidak bisa dinego untuk penurunan harga.

Baca juga:

"Kalau saya jual ini (piringan musik karya Elly Kasim) Rp 300.000, belum tentu dalam satu hingga dua tahun ke depan saya bisa mendapatkan barang serupa," katanya.

Piringan hitam musik lawas di pasar barang antik Jalan Surabaya.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Piringan hitam musik lawas di pasar barang antik Jalan Surabaya.

Menurut Irwansyah, seseorang yang memahami seni dan mengetahui kelangkaan suatu musik piringan, biasanya tidak akan melakukan negosiasi terlalu lama.

Maka dari itu, peluang kelangkaan ini kerap dijadikan sebagai celah oleh Irwansyah untuk mematok harga tinggi.

"Semisal ada bule yang datang dan tanpa banyak tanya langsung bertanya harga, kita asal sebut harga saja (biasanya menyebut harga tinggi), karena mereka (pembeli) tahu, belum tentu mereka bisa menemukan barang ini di tempat lain," ujar Irwansyah.

Baca juga: Pameran Barang Antik hingga Doraemon Menemani Akhir Pekan Anda

Harga piringan dan tape musik lawas, kata Irwansyah ditentukan oleh tujuan sang pembeli saat membeli.

Jika piringan atau kaset dibeli untuk tujuan dekorasi ruangan, biasanya harganya cenderung lebih murah dibanding piringan untuk dimainkan.

"Kalau musik yang untuk dimainkan, paling murah itu di angka Rp 50.000. Sementara untuk yang dipajang harganya mulai dari Rp 20.000, ini pun kalau dimainkan masih keluar musiknya," pungkas Irwansyah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com