Komang juga menyarankan agar ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus, hipertensi, atau dengan riwayat sulit hamil agar lebih berhati-hati selama penerbangan.
Sebelum berangkat, mereka juga dianjurkan untuk melakukan konsultasi dan melakukan observasi kondisi tubuh ke dokter kandungan.
"Harus ekstra hati-hati, tapi bukan berarti tidak boleh (naik pesawat). Tapi hati-hati dalam observasi yang lebih ketat dari dokter," tutur Komang.
Baca juga: Ule Nale, Tradisi Tahunan Sikka NTT yang Tak Boleh Diikuti Ibu Hamil
Kabin pesawat, menurut Komang, adalah area yang paling kering.
Oleh karena itu, ia menyarankan ibu hamil untuk lebih banyak minum air mineral demi mencegah kemungkinan dehidrasi.
Baca juga: Bolehkah Naik Pesawat Saat Hamil Besar?
Jika sedang dalam penerbangan jarak jauh (long-haul flight), ibu hamil dianjurkan untuk sedikit beraktivitas.
Beberapa aktivitasnya, antara lain bangun dari kursi untuk ke kamar kecil setiap dua sampai tiga jam sekali, lalu melakukan pemanasan ringan agar tubuh tidak kaku.
"Aktivitas dua jam, tiga jam bangun ke toilet biar ada aktivitas. Stretching ringan terus duduk lagi," kata dia.
Baca juga: Jangan Bercanda soal Bom saat Naik Pesawat, Ini 4 Alasannya
Komang juga tidak menyarankan ibu hamil yang sedang naik pesawat untuk menahan buang air kecil.
Menahan buang air kecil, lanjutnya, berpotensi memunculkan infeksi saluran kemih.
"Jangan menahan kencing, paling lama empat jam harus sudah buang air kecil karena ada risiko infeksi saluran kemih," jelas dia.
Baca juga: Naik Pesawat Kini Boleh Tak Pakai Masker
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.