KOMPAS.com - Penerbangan pesawat dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung nantinya akan dipindah ke Bandara Kertajati di Majalengka.
Rencana ini diungkapkan Presiden Joko Widodo, yang mengatakan bahwa penerbangan jet komersil dari Bandara Husein Sastranegara akan dipindah mulai bulan Oktober 2023 ke Bandara Kertajati.
"Nantinya dimulai bulan Oktober Bandara Kertajati akan operasi penuh, artinya dari Bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati utamanya untuk pesawat jet," tutur Presiden Jokowi dilansir dari Kompas.com, 14 Juli 2023.
Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai Bandara Kertajati yang akan menggantikan Bandara Husein Sastranegara:
Dikutip laman resmi Angkasa Pura, Bandara Kertajati merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia berdasarkan luasnya, setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang.
Bandara ini memiliki area lahan seluas 1.800 hektar, yang terdiri dari dua runway, area terminal penumpang seluas 121.000 meter persegi, dan area terminal kargo 90.000 meter persegi.
Bandara Kertajati yang menggantikan Bandara Husein Sastranegara ternyata tidak berada di Bandung.
Lokasi Bandara Kertajati ada di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Jaraknya dari Kota Bandung adalah sekitar 68 kilometer (km).
Bandara Kertajati terdiri dari tiga lantai, mengutip laman resmi PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB).
Baca juga: Ke Bandara Kertajati dari Bandung Bisa Naik DAMRI, Ini Tarifnya
Area keberangkatan bandara ini terletak di lantai tiga, sedangkan area kedatangan berada di lantai satu.
Bandara ini resmi beroperasi pada 24 Mei 2018 dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai yang pertama di bandara ini.
Panjang landasan di Bandara Kertajati mencapai 3.000 meter dan bisa difungsikan secara penuh, dilansir pemberitaan Kompas.com pada 19 September 2022.
Panjang landasan ini sengaja dipersiapkan untuk menampung pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 atau Airbus A380.
Pembangunan Bandara Kertajati sudah direncanakan sejak era Presiden Megawati Sukarnoputri.
Studi kelayakan bandara ini sebenarnya sudah ada sejak 2003 dan penetapan lokasi dilakukan pada tahun 2005.
Ketika itu, Pemprov Jawa Barat menyatakan sanggup mendanai pembangunan bandara menggunakan APBD.
Namun pembangunan bandara tersebut tidak kunjung terealisasi hingga tahun 2011. Setelah ditinjau ulang, pembangunan bandara membutuhkan alokasi APBN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.