"Jadi sekarang yang bawa jip macet (pendapatannya). Karena hanya ke sunrise point-nya saja, biasanya kan full lokasi. Jadi pendapatan juga separuhnya saja," terang dia.
Fendi melanjutkan, jika biasanya wisatawan membayar sekitar Rp 750.000 untuk beberapa tempat, kini ia hanya mendapatkan pemasukan setengahnya yaitu sekitar Rp 300.000 untuk satu trip (perjalanan).
Namun, hal ini masih disyukuri Fendi karena mengemudi jip wisata merupakan satu-satunya mata pencaharian yang ia andalkan.
Fendi mengatakan, banyak pelaku wisata lainnya terutama penjual warung dan jasa penyewaan kuda, yang saat ini benar-benar terdampak.
"(Kalau jip) masih bisa ke Seruni Point lihat sunrise (matahari terbit)-nya. Tapi warung-warung di lautan pasir itu terdampak banget, karena enggak bisa turun. Sama (penyewaan) kuda juga kena," tuturnya.
Baca juga:
Kendati sudah beberapa hari, kedua pelaku wisata di Bromo tersebut mengaku belum mencari alternatif pendapatan lain. Selain memantau situasi, beberapa pelaku wisata juga terus membantu pemadaman.
"Masih pada fokus memadamkan api, belum ada mencari alternatif kerjaan lain," ujar Alap.
Hal yang sama juga disetujui oleh Fendi. Ia menyebut dirinya masih menunggu perkembangan dari pihak Balai Besar TNBTS. Jika nantinya wisata Bromo belum akan dibuka dalam waktu dekat, barulah ia akan mencari alternatif pekerjaan lain.
"Belum nyari alternatif lain, lihat perkembangan saja tunggu dari atas (Balai Besar TNBTS). Kalau misalnya lama, baru cari alternatif lain kayak pas Covid dulu itu," kata Fendi.
Baca juga:
Selain berharap situasi Bromo cepat pulih, keduanya berpesan agar bencana serupa terutama yang dipicu oleh wisatawan agar tidak terulang kembali.
"Untuk pengunjung, harus mengerti sendiri, mau pre-wedding ya enggak apa-apa, tapi jangan merusak alam. Kalau begini bukan saya saja yang rugi, tapi semuanya rugi, travel-travel, pengusaha di sekitar," tutur Fendi.
Alap melanjutkan, kejadian kebakaran gunung dan hutan karena ulah wisatawan yang kurang bijak sudah sering terjadi.
"Pengunjung semoga lebih bijak lagi. Harapannya juga agar Bromo cepat pulih kembali, dan teman-teman di lapangan diberi kekuatan dan kesehatan untuk membantu, karena Bromo penyokong ribuan orang mencari nafkah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.