Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Ikut Chanoyu, Bikin Teh Pakai Matcha Asli

Kompas.com - 20/11/2023, 06:35 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS. com - Di Jepang, salah satu cara yang dilakukan dalam rangka merayakan suatu acara yaitu dengan upacara minum teh. Mereka menyebutnya Chanoyu.

Jika biasanya teh yang kita minum dibuat dari seduhan daun teh dan gula, lain halnya dengan teh pada saat Chanoyu yang tidak menggunakan pemanis apapun.

"(Pada saat Chanoyu), teh yang digunakan harus matcha asli, tidak boleh yang lain," kata instruktur Chanoyu, Yola, saat acara Jak-Japan Matsuri 2023 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Minggu (19/11/2023).

Baca juga: Mengenal Chanoyu, Upacara Minum Teh Tradisional di Jepang

Pada saat acara Jak-Japan Matsuri 2023, Kompas.com berkesempatan untuk ikut Chanoyu yang diadakan oleh Urasenke Indonesia.

Mencoba ikut Chanoyu

Sebelum membuat teh yang biasa disajikan pada saat Chanoyu, peserta terlebih dahulu menyaksikan demo Chanoyu.

Mulai dari proses pembersihan alat, menakar matcha, menyeduh matcha, cara mengocok matcha, hingga cara minum matcha sesuai tata krama saat Chanoyu.

Setelah itu, peserta diarahkan untuk menuju meja praktik yang sudah dilengkapi alat-alat membuat teh.

Chanoyu, upacara minum teh secara tradisional di Jepang pada saat acara Jak Japan Matsuri 2023, di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Minggu (19/11/2023). KOMPAS.com/SUCI WULANDARI PUTRI Chanoyu, upacara minum teh secara tradisional di Jepang pada saat acara Jak Japan Matsuri 2023, di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Minggu (19/11/2023).

Di antaranya ada chasen (alat kocok matcha), wasanbon (permen), dan chawan (wadah minum teh) yang sudah diisi dua sendok bubuk matcha menggunakan takaran chashaku (sendok khusus matcha).

Mula-mula, instruktur menuang air hangat ke dalam chawan berisi matcha, setelah itu peserta diminta mengocok matcha menggunakan chasen hingga berbuih.

Baca juga: Cara Naik Kereta di Jepang, Pemula Wajib Tahu

Sekilas, teknik mengocok matcha ini tampak mudah layaknya mengaduk air di dalam mangkuk. Namun setelah dicoba, nyatanya cukup sulit karena ada teknik khusus yang perlu diperhatikan.

Saat mengocok matcha di dalam chawan, lidi chasen tidak boleh ditekan ke bagian dasar chawan, melainkan harus berada di bagian tengah air.

Gerakan mengocoknya pun harus cepat ke atas dan ke bawah membentuk huruf "i", tidak boleh membentuk lingkaran seperti mengaduk teh biasa.

Keberhasilan pembuatan matcha dilihat dari bentuk buih yang dihasilkan di bagian permukaan.

Buih yang bagus bentuknya halus dan kecil, sementara buih yang kurang bagus ditandai dengan adanya buih berukuran besar seperti gelembung.

"Kalau gelembung buihnya besar, kurang bagus. Caranya memperbaikinya, kocok chasen di bagian permukaannya saja sampai buihnya berubah jadi halus," katanya.

Baca juga: Tahun 2024, WNI yang Masuk Jepang Wajib Periksa TBC

Sebelum meneguk teh, peserta Chanoyu disilakan menyantap sepotong wasanbon yang telah disediakan. Menurut saya, rasa wasanbon serupa dengan manis gula pasir, cuma bentuknya lebih padat.

Kemudian, barulah peserta boleh meneguk matcha yang telah dikocok di dalam chawan.

Halaman:


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com