Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Nakal di Pesawat Jadi Lebih Buruk Pascapandemi

Kompas.com - 26/01/2024, 16:04 WIB
Marsha Awang Lisba Siella,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber CNN Travel

KOMPAS.com - Insiden penumpang pesawat yang mengganggu sering menjadi berita utama. Bahkan, ulah mereka dapat membahayakan keselamatan penerbangan, serta membuat perjalanan menjadi tidak menyenangkan bagi semua penumpang.

Melansir CNN Travel, belum lama ini Philip Baum seorang pakar keamanan penerbangan, pendiri DISPAX World, mengalami salah satu penerbangan paling tidak nyaman dalam hidupnya.

Baum merasa penerbangannya terganggu dan tidak nyaman karena duduk di sebelah penumpang yang mabuk.

Baca juga: Badai Isha Ganggu Penerbangan di Eropa, Banyak Pesawat Mendarat Bukan di Tujuan

“Tetapi di hadapan saya, dia berhasil menyelundupkan lebih banyak alkohol dari troli,” kata Baum, dikutip CNN Travel.

Bagi Baum, yang duduk di kabin ekonomi, berada dekat dengan penumpang yang “nakal” selama beberapa jam bukanlah hal yang menyenangkan.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

“Pada akhirnya, saya menghabiskan sekitar empat jam untuk berbicara dengannya dan menenangkannya,” tutur Baum.

Sepanjang penerbangan, Baum merasa dirinya bekerja keras untuk mengendalikan emosinya sendiri terhadap situasi tersebut.

Data permasalahan mengenai penumpang nakal

Dibanding sebelum pandemi Covid-19, statistik yang dicatat oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menunjukkan bahwa jumlah penumpang pesawat yang nakal terusmeningkat.

Pada tahun 2019, Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) meluncurkan inisiatif #notonmyflight untuk meningkatkan kesadaran penumpang tentang perilaku nakal di pesawat.

Baca juga: Tips Bawa Kado Bungkusan di Pesawat, Lebih Baik Bisa Dibuka untuk Diperiksa

Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong penumpang untuk berperilaku sopan dan tertib saat naik pesawat.

ILUSTRASI - Penumpang pesawat memakai masker dan menggunakan hand sanitizer Shutterstock ILUSTRASI - Penumpang pesawat memakai masker dan menggunakan hand sanitizer

Selama puncak pandemi Covid-19, jumlah penerbangan di Amerika Serikat menurun secara signifikan. Namun, jumlah insiden penumpang pesawat yang dilaporkan justru meningkat.

Pada awal tahun 2021, data Otoritas Penerbangan Federal mencapai rekor tertinggi, dengan banyak permasalahan mengenai aturan masker wajah yang tidak dilakukan dengan baik oleh penumpang.

“Saya datang dengan perkiraan akan ada penumpang yang berpotensi melakukan kekerasan.” kata Susannah Carr, pramugari Amerika.

Baca juga: 6 Tips Naik Pesawat Bareng Bayi dan Balita, Sesuaikan Jam Terbangnya

Data yang dikumpulkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dan Otoritas Penerbangan Federal (FAA) hanya memberikan gambaran mengenai insiden penumpang pesawat yang nakal.

Insiden penumpang pesawat yang nakal telah menjadi semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Insiden-insiden ini telah menjadi berita utama, dan telah menyebabkan kekhawatiran dari berbagai pihak. Bahkan, terdapat penumpang yang memukul dan menggigit pramugari saat melakukan penerbangan.

Tingkat ketidakaturan penumpang nakal

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengklasifikasikan insiden perilaku nakal di pesawat ke dalam empat tingkatan berdasarkan tingkat keparahannya.

Ilustrasi penumpang pesawat.Dok. Shutterstock/Phasut Waraphisit Ilustrasi penumpang pesawat.

  • Level 1 adalah “minor” yang menunjukkan bahwa perilaku argumentatif atau ketidakpatuhan terhadap peraturan keselamatan.
  • Level 2 adalah “moderat” atau perilaku agresif secara fisik, dan dapat menimbulkan ancaman terhadap penumpang lainnya.
  • Level 3 adalah perilaku berbahaya, yaitu ancaman yang dapat melukai seseorang, mulai dari penumpang hingga awak pesawat.
  • Level 4 adalah pelanggaran yang dapat mengancam kematian seseorang dan dapat menyebabkan masalah serius saat penerbangan.

Data terbaru yang dikumpulkan oleh IATA, menunjukkan bahwa sebagian besar insiden penumpang pesawat melakukan ketidakpatuhan, pelecehan verbal, dan mabuk.

Insiden-insiden ini dapat mengganggu perjalanan dan membahayakan keselamatan penumpang lainnya.

Baca juga: Tiket Pesawat Domestik Masih Mahal, Ini Upaya Kemenparekraf

Terdapat dokumen 2023 yang berjudul “Perjalanan udara yang lebih aman dan menyenangkan untuk semua: Sebuah strategi untuk mengurangi insiden penumpang yang tidak dapat diatur dan mengganggu”.

IATA menyatakan mengenai dokumen tersebut bahwa meskipun hanya sebagian kecil penumpang yang berperilaku buruk, tetapi berdampak yang signifikan terhadap keselamatan penerbangan dan pengalaman penumpang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com