Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perintis Baju Barong Khas Bali, Pande Ketut Krisna Meninggal Dunia

Kompas.com - 07/03/2024, 07:16 WIB
Silvita Agmasari

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Pande Ketut Krisna, pelopor kaos barong khas Bali yang juga pencetus toko oleh-oleh modern dari Pulau Dewata, berpulang dalam usia 77 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.

"Upacara pengabenan akan dilaksanakan di Setra Beng, Kabupaten Gianyar pada 10 April 2024," kata Pande Nyoman Yudi Sutrisna selaku putra almarhum Pande Ketut Krisna di Gianyar, Rabu.

Pande Yudi menuturkan ayahnya meninggal karena sakit pada 29 Februari 2024 di RSUP Sanglah.

Dalam kesempatan itu, ia menceritakan bahwa berdasarkan penuturan sang ayah semasa hidupnya, kaos barong ditemukan tanpa sengaja, saat ayahnya sedang melakukan percobaan untuk warna kain endek (tenun khas Bali).

Pande Ketut Krisna, pria kelahiran 21 Juni 1946 membuat kaos barong sekitar 1969. 

Baca juga:

Saat itu ia dan keluarganya di Gianyar, mencoba mengembangkan kreasi kain endek Bali yang hanya memiliki dua warna.

"Tadinya hanya dua warna, yakni warna dasar hitam dipadu biru, hitam dipadu hijau, coklat, dan sebagainya," ujarnya.

Pande Krisna kemudian melakukan eksperimen untuk menciptakan warna yang lebih variatif.

Ia melakukan eksperimen celup benang tenun, akhirnya terciptalah kain endek warna-warni.

Inovasi ini menghasilkan banyak warna atau catrian. Kain endek yang dulunya dua warna, kini menjadi lima warna.

Setelah mencoba berbagai macam cara, akhirnya ditemukan alat dan cara untuk menciptakan aneka warna pada kain endek, yang dinamakan catrian.

Catrian inilah yang kemudian dikembangkan sehingga dibuat baju barong pada1969.

Awal mula pembuatan baju barong khas Bali

Ilustrasi barong kesenian khas Bali. Dok. Shutterstock/Denis Moskvinov Ilustrasi barong kesenian khas Bali.

Sejak pertama dibuat hingga hari ini, motif atau desain gambar baju barong dibuat sederhana yang bertujuan agar mudah dibuat.

Mengutip pernyataan Pande Ketut Krisna beberapa tahun lalu di kediamannya di Batubulan, Kabupaten Gianyar, ia memilih motif barong karena mudah dibuat asalkan buan barong ketet (ket).

"Bentuknya kita buat yang paling sederhana, kalau gambar Barong Ket, susah, kita bikin yang gampang saja," ujar pria yang juga perintis toko oleh-oleh modern di Bali ini.

Saat dibuat pada 1969, kaos atau baju barong dijual di berbagai objek wisata seperti di Ubud dan Kuta.

Dahulu kaos barong dijual Rp 1.500 per potong dan laku keras karena jadi oleh-oleh khas Bali yang baru.

"Hasil menjual baju barong membawa berkah bagi saya. Dulu di Gianyar tempat usaha saya kecil. Berkah baju barong membuat saya sukses. Baju barong sudah dijual ke berbagai negara, karena buatan tangan dan unik," kata mendiang saat itu.

Baca juga:

Meski sudah membuat sekaligus menciptakan baju barong sejak 1969, namun Pande mengaku tidak memiliki hak patennya.

Waktu itu tidak berpikir soal paten. Anggota keluarga yang lain juga diajarkan cara membuat baju barong.

"Tetapi jika memang dianggap perlu, mungkin pemerintah bisa membantu untuk mempatenkan agar hak cipta baju barong tetap menjadi milik masyarakat Bali," ucap Pande Krisna kala itu.

Sejak dibuat sejak 1969 hingga saat ini, penjualan kaos barong selalu stabil. Permintaan wisatawan dalam dan luar negeri. 

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com