Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenparekraf Dorong Penerapan MICE dengan Lingkungan Berkelanjutan 

Kompas.com - 24/03/2024, 18:24 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf mendorong para pelaku MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) untuk menerapkan konsep sustainable (lingkungan berkelanjutan) sebagai langkah nyata meminimalisir emisi karbon yang dihasilkan dalam kegiatan pariwisata dan MICE. 

Komitmen menekan impak negatif dari aktivitas perjalanan dan kegiatan MICE telah digaungkan Indonesia bersama dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara sejak beberapa tahun lalu dengan diterbitkannya ASEAN Guidelines On Green Meeting. 

“Indonesia berkomitmen menerapkan green meeting. Kita akan terus meningkatkan kesadaran para pelaku dalam penerapannya,” kata Masruroh, Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf sesuai siaran pers, Kamis (21/3/2024). 

Dalam menerapkan konsep penyelenggaraan kegiatan MICE yang ramah lingkungan, setidaknya ada lima elemen yang dapat dijadikan rujukan penyelenggara acara ketika menggelar acara. 

Baca juga:

4 Dampak Positif MICE di Indonesia

Bali Tawarkan Konsep MICE di Ruang Terbuka

Pertama, terkait dengan pemilihan tempat dan hotel. Penyelenggara acara diharapkan dapat memprioritaskan tempat dan hotel yang memiliki paket green meeting dan mengantongi sertifikat di bidang lingkungan seperti green building, ASEAN Green Hotel Standard, atau Environmental Management System (EMS). 

Selain itu, jarak antara lokasi acara dengan hotel tempat menginap para delegasi sebaiknya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga dapat mengurangi produksi karbon. 

Kedua, pemilihan transportasi. Apabila harus terbang ke sebuah destinasi, sebaiknya memilih penerbangan langsung untuk mengurangi emisi karbon. 

Selanjutkan dianjurkan menggunakan transportasi publik setibanya di destinasi tujuan, atau memakai kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan. 

Ketiga, makanan dan minuman. Makanan yang disajikan sebaiknya menggunakan bahan baku lokal guna mengurangi emisi karbon. 

Kerajinan tangan berupa Quilt di salah satu booth yang ada di pameran Inacraft 2024, Seza Quilt pada Jumat (1/3/2024)KOMPAS.COM/VIA FURGATIVA GUMILAR Kerajinan tangan berupa Quilt di salah satu booth yang ada di pameran Inacraft 2024, Seza Quilt pada Jumat (1/3/2024)

Kemudian, Penyajian makanan tidak lagi menggunakan air dalam kemasan botol plastik atau kertas serta memilih bahan baku organik. 

Keempat, pemanfaatan teknologi. Para event planner dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi. Misalnya materi seminar tak lagi dicetak di atas kertas, melainkan diberikan dalam bentuk softcopy (paperless)

Selain itu, event planner sebaik tak lagi mencetak backdrop untuk dekorasi ruangan, tapi dianjurkan menggunakan teknologi LCD, dan menggunakan peralatan yang hemat energi. 

Kelima, pengelolaan limbah. Terkait sampah, ternyata produksi sampah sebuah kegiatan MICE itu terbilang tak sedikit. 

Baca juga:

Desa Selasari Pangandaran Punya Pengolahan Sampah, Jadi Wisata Edukasi

Desa Wisata Pengolah Sampah Dapat Penghargaan dari Tiketcom dan Kemenparekraf

Dilansir dari Atlantis Press, berdasarkan riset yang dilakukan oleh International Exhibition Alliance di Inggris Raya pada 2001 bahwa produksi sampah rerata sebuah pameran itu mencapai 2.900 ton. 

Hasil riset itu juga menyebutkan bahwa biaya pengelolaan sampah dari 823 pameran di Inggris Raya selama 2001 mencapai 730 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,9 triliun. 

Beberapa penyelenggaran dan kontaktor mulai menggunakan material lokal, mengurangi penggunaan plastik serta menggunakan modular system untuk membangun stan pameran. 

Apabila terpaksa harus menggunakan kertas dan plastik, sebaiknya memilih atau memanfaatkan bahan yang dapat didaur ulang.

Kemenparekraf meyakini, jika kesadaran stakeholder MICE menerapkan konsep sustainable MICE event, akan meningkatkan daya saing Indonesia sebagai destinasi tujuan MICE dunia.     

Hal tersebut sejalan dengan tren pemilihan destinasi MICE yang menjadikan aspek ‘hijau’ sebagai pertimbangan utama bagi para penyelenggara acara. 

Baca juga: PHRI Rencanakan Standar Green Hotel untuk Pariwisata Berkelanjutan

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com