Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Kompas.com - 26/04/2024, 14:02 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Menuju Segara Anak

Meski perjalanan dari Plawangan Sembalun ke puncak memakan waktu sekitar 7 jam, perjalanan saya kembali ke tenda ternyata hanya memakan waktu kurang-lebih 3 jam.

Itu karena sekitar pukul 12.00 Wita, saya sudah sampai tenda lagi di Plawangan Sembalun. Begitu tiba, saya memutuskan istirahat dan tidur sejenak.

Baca juga: Capai Puncak Gunung Rinjani di Usia 10 Tahun, Ini Sosok Hanun Rinjani

Usai istirahat, makan, minum, dan mengemas barang, termasuk tenda, saya melanjutkan perjalanan turun sekitar 14.30 Wita. Kali ini, perjalanan turun saya adalah via Danau Segara Anak.

Dari Pelawangan Sembalun, rutenya adalah arah puncak, kemudian belok kanan. Sudah ada plang petunjuk arah ke Danau Segara Anak.

Pendaki pun harus melalui jalur yang cukup curam. Di beberapa titik, pendaki bahkan harus berpegangan dengan tali agar bisa melintas. Pendaki harus berhati-hati saat melintas.

Terus melaju, pendaki mungkin akan takjub saat melihat ke belakang, ke arah jalur yang sudah dilalui.

Tampak Plawangan Sembalun yang begitu kecil dan jauh di puncak tebing. Rasanya, seolah tidak terasa jika kita sudah berjalan kaki sejauh itu.

Makin ke bawah, kondisi jalur tidak lagi menurun curam. Jalur agak landai di sisi bukit-bukit kecil, melewati beberapa sungai kering, dan mengarah ke tepi danau.

Baca juga: Danau Segara Anak: Lokasi, Asal-usul, Keunikan, dan Upacara Mulang Pekelem

Akhirnya setelah kurang-lebih 2 jam 45 menit berjalan, sekitar pukul 17.15 Wita saya tiba di Segara Anak. Ini adalah camping ground tepi Danau Segara Anak.

Terdapat warung di sini yang menjual makanan, minuman, dan ikan bakar hasil memancing dari Segara Anak. Namun, perlu diingat bahwa harganya tetap lebih mahal.

Berendam air hangat (Air Kalak)

Meski sudah sekitar 17.15 Wita, kondisi masih cukup terang. Matahari belum terbenam. Setelah mendirikan tenda, saya memutuskan untuk mandi air hangat (Air Kalak). Jarak tempuhnya hanya sekitar 5-10 menit dari tenda.

Saya akhirnya sampai di sana dan berendam di aliran sungai yang dibendung, sehingga menjadi semacam kolam air hangat.

Kawasan Air Kalak, Sungai Air Hangat Dekat Danau Segara Anak Gunung Rinjani, Kamis (31/8/2024).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kawasan Air Kalak, Sungai Air Hangat Dekat Danau Segara Anak Gunung Rinjani, Kamis (31/8/2024).

Saya berendam bersama beberapa pendaki lain sambil bercengkerama. Rasanya sungguh nikmat, seolah mengusir rasa lelah perjalanan ke puncak dan turun ke Segara Anak sebelumnya.

Usai matahari makin gelap, saya memutuskan untuk menyudahi berendam dan berjalan ke tenda lagi. Di tenda, saya berganti pakaian dan menjemur pakaian basah di atas tenda.

Baca juga: Desa Wisata Labuhan Lombok, Punya Lokasi Lihat Panorama Gunung Rinjani

Malam hari setelah memasak nasi instan dan lauk nugget, saya tidur untuk menghilangkan lelah sekaligus mempersiapkan perjalanan esok hari.

Sebelum tidur, saya diberi tahu rekan pendakian bernama Chandra Wardana dari Surabaya, untuk mulai turun keesokan hari pukul 09.00 Wita.

Turun via Torean

Pagi hari pun tiba. Pemandangan Segara Anak yang syahdu dan menawan menyambut saya begitu keluar tenda.

Di depan mata, tampak danau yang membentang begitu luas dengan Gunung Baru Jari di seberang. Usai sarapan, saya menikmati suasana sejenak.

Segara Anak Gunung Rinjani, Kamis (30/8/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Segara Anak Gunung Rinjani, Kamis (30/8/2023).

Meski indah, saya tidak bisa terlalu bersantai karena harus segera bersiap untuk segera memulai perjalanan turun via Torean.

Perlu diketahui, perjalanan turun via Torean akan memakan waktu sekitar 9 jam. Oleh karena itu agar tidak kemalaman, pendaki sebaiknya mulai turun pukul 09.00 Wita dari Segara Anak.

Sebelum para pendaki turun dari Segara Anak, terlihat satu petugas yang berteriak dan mengingatkan pendaki agar membawa sampahnya turun.

Baca juga: Dewi Anjani, Penguasa Gunung Rinjani yang Dibuang Sejak di Kandungan

Sebenarnya, saya agak menyesal karena tidak memilih pendakian 4 hari 3 malam, sehingga bisa seharian bersantai dulu di Danau Segara Anak.

Perjalanan pun dimulai. Dari Segara Anak, saya mengikuti rombongan lain yang hendak turun via jalur Torean.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com