Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawat ke Museum Vatikan

Kompas.com - 25/03/2014, 15:53 WIB
"Panggil saya Deni, jangan dengan nama itu,” kata Rosa Martines, Sabtu (22/2/2014), tak jauh dari pelataran Basilika Santo Petrus, Roma, Italia. Rosa adalah salah seorang pemandu wisata yang bertugas di kawasan wisata tersebut.

Pagi itu, Rosa menemani Kompas yang datang bersama rombongan Gunnebo Indonesia beserta sejumlah wisatawan lain. Awalnya, rombongan kecil turis itu berjumlah 11 orang. Sebagian di antara mereka, termasuk kami, ikut dalam rombongan Rosa setelah menerima tawaran dari sejumlah agen wisata yang menawarkan jasa pemanduan. Dengan membayar sejumlah uang, kami ditawari untuk lepas dari antrean yang mengular di depan Basilika Santo Petrus.

Setelah menikmati kopi paginya, Rosa kemudian mengajak kami. ”Saya punya kejutan bagi Anda dari Indonesia, koleksi dalam museum dari Indonesia yang baru diresmikan,” demikian taklimat dari Rosa.

KOMPAS/INGKI RINALDI Pengunjung Museum Vatikan.
Maksud Rosa ialah sejumlah koleksi dari pameran sementara tentang Indonesia yang ditampilkan di bagian Museum Etnologi Vatikan, yang menjadi salah satu bagian dari Museum Vatikan. Pameran tersebut dibuka sejak 14 Februari lalu.

Tak lama, rombongan kecil itu segera bertambah menjadi 13 orang. Lantas bertambah lagi menjadi 15 orang, 17 orang, dan akhirnya menjadi 20 orang. Saat itu ia memandu dalam bahasa Inggris dan Portugis untuk turis-turis dari sejumlah negara.

Di kartu tanda pengenal yang tergantung di lehernya tertulis sejumlah bahasa yang dikuasainya untuk memandu. Selain Inggris dan Portugis, juga tertulis bahwa Rosa bisa berbahasa Perancis dan Tedesco (bahasa Jerman dalam istilah di Italia).

KOMPAS/INGKI RINALDI Maket Candi Borobudur di Vatikan, Roma, Italia.
Setelah mengunjungi sejumlah bagian di kawasan di sekitar Basilika Santo Petrus, kami lalu menuju Museum Vatikan. Berdasarkan informasi dalam situs resmi museum tersebut di alamat museivaticani.va, Museum Vatikan berawal dari patung-patung koleksi Paus Yulius II (1503-1513).

Koleksi dari Indonesia

Museum Vatikan terdiri atas sejumlah bagian, salah satu di antaranya Museum Etnografi Vatikan, tempat koleksi dari Indonesia dipamerkan. Di situs resmi museum yang sama disebutkan juga bahwa jumlah koleksi dari Indonesia mencapai lebih dari 1.000 obyek.

Situs web yang sama menyebutkan bahwa koleksi tertua disumbangkan oleh Uskup Eugène Tisserant (1884-1972). Koleksi tersebut berupa 40 patung perunggu yang diperkirakan berasal dari abad VIII hingga XIV. Beragam koleksi tersebut mewakili kekayaan dari peninggalan Hindu, Buddha, Kristen, dan Islam di Nusantara.

Rombongan kami, yang dipimpin oleh Rosa dengan tanda bendera bergambar, lalu melewati pintu gerbang pemeriksaan. Gapura masuk serupa detektor logam di bandara dipasang tak seberapa jauh dari pintu masuk.

KOMPAS/INGKI RINALDI Pemandu wisata Rosa ”Deni” Martines, Sabtu (22/2/2014), menunjukkan maket negara Kota Vatikan di Museum Vatikan di Roma, Italia.
Memasuki bagian Museum Etnografi Vatikan, kami lalu menuju ke ruangan yang dipenuhi koleksi dari Indonesia. Dekorasi payung khas Bali terpasang di pintu masuk, dilengkapi dengan tulisan ”Indonesia Land of Harmony”.

Setelah melewati pintu terpampang patung ukir Asmat, Papua, dalam ukuran besar. Sejumlah koleksi dari berbagai daerah, seperti batik, wayang, dan maket Candi Borobudur, dipajang di dalam ruangan yang cukup lapang itu.

Akan tetapi, saat itu belum tersaji informasi yang relatif cukup detail tentang Indonesia dan koleksi di dalam ruangan tersebut. Bahkan, bagi Rosa—yang setiap hari memandu para turis—Indonesia merupakan nama baru yang belum dipelajarinya secara khusus.

Ia masih harus meminta bantuan pengunjung dari Indonesia untuk menjelaskan kondisi Nusantara. Sejumlah informasi dasar bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah total pulau sekitar 17.000 buah masih menjadi hal baru baginya.

KOMPAS/INGKI RINALDI Sebagian pengunjung Museum Vatikan di Roma, Italia, Sabtu (22/2/2014).
Rosa menyebutkan, sejauh ini memang belum ada asupan informasi khusus bagi pemandu wisata dari lembaga resmi terkait koleksi baru dari Indonesia dalam museum tersebut. ”Tapi, saya belajar banyak dari pengunjung seperti kamu,” katanya.

Membaca buku-buku terkait Indonesia, imbuh Rosa, juga akan segera dilakukannya. Ini untuk menambah pemahamannya tentang Indonesia, termasuk memperbaiki penggunaan kata ”primitive” yang sebelumnya menggunakan kata ”indigenous”. (INGKI RINALDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com