Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tradisi Menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia 

Kompas.com - 09/07/2023, 13:45 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

KOMPAS.com - Umat Islam akan menyambut tahun baru Hijriah (H) atau dikenal sebagai tahun baru Islam 1445 H pada Rabu (19/7/2023) mendatang.

Ada sejumlah tradisi menyambut tahun baru Islam di berbagai daerah di Indonesia. Bentuknya pun beragam mulai dari kirab, melarung sesaji, kenduri, dan sebagainya.

Baca juga:

Berikut tradisi menyambut tahun baru Islam di Indonesia seperti dihimpun Kompas.com.

1. Kirab kebo bule

Kerbau Bule Saat Kirab Malam 1 Suro Keraton Surakarta.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kerbau Bule Saat Kirab Malam 1 Suro Keraton Surakarta.

Kirab kebo bule merupakan tradisi masyarakat Surakarta atau Solo untuk menyambut malam satu Suro. Malam satu Suro tersebut bertepatan dengan malam satu Hijriah.

Malam satu Suro mengacu pada penanggalan Jawa, sedangkan malam satu Hijriah berdasarkan kalender Islam.

Kira kebo bule dilaksanakan dengan arak-arakan atau kirab hewan kerbau yang bernama kebo bule atau Kebo Kiai Slamet.  Kebo bule bukan sembarangan, karena hewan ini termasuk pusaka penting milik Keraton Surakarta Hadiningrat, seperti dikutip dari situs Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Leluhur hewan kerbau yang kulitnya berwarna putih kemerahan itu, dulunya merupakan hewan kesayangan Paku Buwono II. Sepanjang rute kirab, masyarakat Solo memadati jalanan untuk menyaksikan tradisi turun temurun tersebut.

2. Mubeng Beteng

Warga berjalan kaki dalam keheningan mengelilingi kompleks Keraton Yogyakarta, Yogyakarta, saat mengikuti tradisi Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng, Selasa (4/11/2013) dini hari. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Warga berjalan kaki dalam keheningan mengelilingi kompleks Keraton Yogyakarta, Yogyakarta, saat mengikuti tradisi Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng, Selasa (4/11/2013) dini hari.

Keraton Yogyakarta juga memiliki tradisi menyambut tahun baru, baik tahun baru Islam maupun tahun baru Jawa, yakni Mubeng Beteng.  Prosesi Mubeng Beteng terinspirasi oleh perjalanan hijrah Nubi Muhammad SAW dan sahabat, dari Mekkah ke Madinah.

Melansir laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, prosesi ini merupakan bagian dari tirakat lampah ratri, yakni munajat kepada Tuhan YME dengan berjalan mengikuti lintasan tertentu.

Ada beberapa lintasan yang digunakan lampah ratri, namun yang paling populer adalah mengelilingi beteng Keraton Yogyakarta. Para abdi dalem dan warga peserta ritual berjalan kaki sejauh kurang lebih lima kilometer mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.

Tradisi ini juga dikenal sebagai Tapa Bisu, lantaran selama mengelilingi keraton, peserta kirab harus melakukan tapa bisu atau tidak berbicara, tidak bersuara, serta tidak makan dan minum.

Baca juga:

3. Tabot 

Tradisi Tabot yang diadakan setiap tahun pada 1-10 Muharam di Bengkulu.Wikimedia Commons/Muhammad Ikhsan Tradisi Tabot yang diadakan setiap tahun pada 1-10 Muharam di Bengkulu.

Tradisi tabot dilestarikan oleh masyarakat Bengkulu yang digelar pada 1-10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Selain menyambut tahun baru Islam, tradisi ini juga digelar untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib dalam perang. 

Tradisi Tabot memiliki sejumlah rangkaian ritual yang digelar pada pada 1-10 Muharram. Meliputi, upacara mengambil tanah dari tempat sakral dan duduk penja yakni mencuci jari-jari yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya.

Kemudian, maradai (mengumpulkan dana), arak penja (mengarak benda yang bentuknya menyerupai telapak tangan manusia), dan arak serban (mengarak sorban).

Ritual dilanjutkan dengan gam (masa tenang atau berkabung), arak gedang (arak-arakan grup Tabut), serta tabot terbuang (membuang tabot ke rawa-rawa).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com