Barikan merupakan tradisi yang dilestarikan oleh warga Pati, Jawa Tengah untuk menyambut tahun baru Islam dan tahun baru Jawa. Tradisi ini dilakukan dengan menggelar kenduri bersama di desa, seperti dikutip dari laman Kemenag.
Masyarakat pada umumnya membawa lauk pauk dari rumah, kemudian makan dan berdoa bersama. Mereka bertukar lauk pauk sehingga menambah kehangatan di masyarakat.
Tujuan Barikan adalah menghaturkan syukur ke hadirat Tuhan YME atas satu tahun yang telah lalu, sekaligus memohon agar diberikan keselamatan, kesehatan dan keberkahan dalam menyambut tahun baru Islam.
Baca juga:
Ngadulang adalah tradisi yang dilakukan oleh masayarakat Sukabumi, Jawa Barat dalam menyambut tahun baru Islam. Tradisi ini dirayakan dengan lomba seni menabuh beduk yang diikuti oleh para warga.
Dalam lomba Ngadulang, satu tim minimal terdiri dari tiga pemain, yakni pemukul beduk, pemukul kentungan, dan pemukul alat tambahan lainnya. Para peserta akan berlomba menciptakan nada yang unik agar memanangkan lomba.
Sudah menjadi tradisi masyarakat Boyolali, yang berada di kaki Gunung Merapi menggelar Sedekah Gunung Merapi dalam tahun baru Islam dan tahun baru Jawa.
Mengutip laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, prosesi dimulai dengan kirab budaya mengarak kerbau akan disembelih. Pada malam harinya, ritual dilanjutkan dengan kirab kepala kerbau yang sudah disembelih untuk dilarung di puncak Gunung Merapi.
Sebelum menuju ke puncakGunung Merapi, diadakan pembacaan legenda Gunung Merapi. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan doa dan kidung-kidung atau nyanyian.
Tujuan dari Sedekah Gunung Merapi adalah harapan agar sebagian besar masyarakat yang bekerja sebagai petani di lereng Merapi dijauhkan dari mara bahaya dan bencana.
Kirab Girikusumo merupakan tradisi menyambut tahun baru Islam dan tahun baru Jawa di Desa Banyumeneng, Mranggen, Kabupaten Demak. Melansir dari Tribun Jateng, kirab budaya dilakukan dengan mengarak jubah pendiri leluhur daerah setempat, dengan berjalan kaki sejauh sekitar 600 meter.
Barisan depan terdiri dari pembawa bendera merah putih, diikuti pembawa jubah para leluhur, dan dilanjutkan barisan pembawa tumpeng dan tiga gunungan hasil bumi.
Kemudian barisan musik gamelan, marching band, para santri, dan masyarakat setempat. Kirab Girikusumo bertujuan untuk mengenang perjuangan leluhur dalam melawan penjajah serta menyebarkan agama Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.