Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perbedaan Gunung Marapi dan Merapi, Jangan Salah 

Kompas.com - 04/12/2023, 20:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023). Akibat erupsi tersebut, sebanyak 11 pendaki tewas terjebak di atas Gunung Marapi, sementara 12 orang lainnya belum ditemukan, dikutip dari Kompas.com, Senin (4/12/2023). 

Musibah tersebut membuat Gunung Marapi menjadi sorotan. Namun, tidak sedikit masyarakat yang masih salah membedakan Gunung Marapi dan Gunung Merapi

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.

Meskipun namanya mirip, namun kedua gunung berapi aktif tersebut, berbeda. Lantas, apa perbedaan Gunung Marapi dan Merapi? Simak ulasannya berikut ini. 

Baca juga:

1. Lokasi 

Ilustrasi Gunung Marapi di Sumatera Barat. TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri Ilustrasi Gunung Marapi di Sumatera Barat.

Gunung Marapi berada di antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Namun secara administratif, Gunung Marapi berada di wilayah Kabupaten Agam, dikutip dari situs Pemerintah Provinsi Sumbar

Sementara itu, Gunung Merapi berada di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mengutip Kompas.com (23/12/2023), bagian Gunung Merapi yang masuk wilayah Jawa Tengah meliputi sisi tenggara di Kabupaten Klaten, sisi barat di Kabupaten Magelang, serta sisi utara dan timur masuk wilayah Kabupaten Boyolali. 

Sedangkan, lereng sisi selatan Gunung Merapi masuk dalam administrasi Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jadi, lokasi Gunung Marapi dan Gunung Merapi berbeda, masing-masing di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. 

2. Ketinggian 

Gunung Merapi dilihat dari Jalan Magelang-Boyolali.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Gunung Merapi dilihat dari Jalan Magelang-Boyolali.

Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 meter diatas permukaan laut (mdpl), dikutip dari situs Pemerintah Provinsi Sumbar

Sementara, ketinggian Gunung Merapi mencapai 2.968 mdpl pada awal 2021, berdasarkan informasi dari situs Indonesia.go.id. Menariknya, Gunung Merapi bertambah tinggi dari sebelumnya tercatat 2.930 mdpl pada 2010. 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, dua kubah lava di puncak Gunung Merapi terpantau mengembang sehingga gunung api aktif itu bertambah tinggi.

Jadi, jika ditengok berdasarkan ketinggian, maka Gunung Merapi lebih tinggi dibandingkan Gunung Marapi. 

Baca juga:

3. Status

Meskipun mengalami erupsi, status Gunung Marapi berada di Level II Waspada, berdasarkan informasi dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM.  

Sehubungan dengan level II tersebut, maka masyarakat dilarang melakukan kegiatan atau mendekati Gunung Marapi pada radius 3 km dari puncak. 

Di sisi lain, status Gunung Merapi sudah berada di Level III Siaga sejak 5 November 2020 lalu, dikutip dari situs BPBD Kabupaten Sleman. Itu berarti, wisatawan dilarang mendaki Gunung Merapi lantaran bisa mengalami erupsi sewaktu-waktu serta terjadi guguran awan panas. 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Travel Update
Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com