RUTENG, KOMPAS.com - Calon Presiden Indonesia nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyempatkan diri mengunjungi Perkampungan Tradisional Ruteng Puu, di Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (26/1/2024).
Kedatangannya itu bertujuan untuk mendukung pengembangan dan promosi perkampungan tradisional tersebut ke kancah nasional maupun internasional.
Di tengah cuaca hujan, Ganjar disambut tua-tua adat Perkampungan Tradisional Ruteng Puu dengan ritual Kepok Tiba Meka (sapaan menyambut tamu) di pintu gerbang (Paang Natas Labar).
Baca juga: Ganjar Sebut Potensi Wisata Religi di Jateng Tinggi, Ini Rekomendasinya
Sambutan itu dilakukan dengan moke dalam sebuah wadah bulat (biila, dalam bahasa Manggarai yang berisi moke) sebagai tanda penghormatan dan penghargaan tamu besar yang mengunjungi perkampungan tradisional Ruteng Puu, Manggarai.
Selanjutnya seorang anak gadis mengalungkan selendang khas Manggarai sebagai tanda bahwa tamu disambut dengan penuh ketulusan dan kegembiraan.
Lihat postingan ini di Instagram
Selesai ritual adat di pintu gerbang (Paang Natah Labar), Ganjar bersama rombongan berjalan diiringi ronda yang sambil melantunkan nyanyian kegembiraan, diiringi tabuh gendang dan bunyi gong oleh para perempuan di halaman kampung tersebut.
Ganjar lalu masuk ke dalam rumah adat atau gendang yang juga disambut tua-tua adat dengan pakaian adat songke.
Baca juga: Ganjar Minta Presiden Kembalikan Netralitas TNI/Polri hingga Kepala Daerah
Suasana didalam rumah adat atau Mbaru Gendang Ruteng Puu sangat tenang dengan suasana khusuk untuk menyambut tamu besar yang mengunjungi perkampungan tradisional tersebut.
Ganjar kemudian dipersilaka duduk diatas lose (anyaman tikar dari daun pandan). Setelahnya, satu per satu tua-tua adat menyalami Ganjar.
Tak lama berselang, tua-tua mengambil seekor ayam jantan untuk melaksanakan ritual adat kepada Sang Pencipta, leluhur, dan alam semesta (Tiba Meka), untuk memberi kabar bahwa ada tamu besar yang berkunjung.
Ritual adat itu sekaligus mendoakan tamu agar Sang Pencipta, leluhur, dan alam semesta menyambut serta mendoakan perjuangan dan harapan dari tamu (Meka).
Sesudah ritual dilangsungkan, ayam jantan berbulu putih diserahkan kepada Ganjar, bermakna bahwa Sang Pencipta, leluhur, dan alam semesta menerima kunjungannya.
Sebelumnya, Uskup Keuskupan Ruteng Siprianus Hormat memaparkan program dari Keuskupan Ruteng kepada Ganjar di Istana Keuskupan dengan dua program, yakni program pertanian dan pariwisata.
“Potensi pertanian dan pariwisata saling berkaitan. Kami sedang mengembangkan program pertanian dan pariwisata untuk menunjang kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Manggarai Raya,” jelasnya.
Baca juga: Tak Cuma di Labuan Bajo, Wisata Komodo Juga Ada di Manggarai Timur
Pegiat sekaligus Pelaku Pariwisata Flores, Stefan Rafael, yang ikut dalam penyambutan menjelaskan, kunjungan Ganjar dinilai bisa mendongkrak pariwisata budaya, khususnya wisata perkampungan adat di Pulau Flores umumnya dan di Manggarai pada khususnya.
"Selain itu, masyarakat Manggarai memperkenalkan pariwisata 1.000 rumah adat di wilayah Manggarai dengan cerita, arsitektur, dan keunikan dari kampung-kampung tradisional tersebut,” ujar Stefan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.