Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melarikan Diri ke Penang

Kompas.com - 11/10/2013, 07:59 WIB

Seperti saudaranya dari India Selatan, etnis China memuja Dewi Kuan Yi sebagai pelindung. Sejak selesai dibangun kurun 1800-an, Kuil Goddes of Mercy terus menjadi tempat bersemayam patung Dewi Kuan Yi.

Patung setinggi orang dewasa itu terus dikunjungi umat hingga kini. Kuil yang dikelilingi para penjaja bunga warna kuning dan merah ini sayang jika dilewatkan.

Tak jauh dari sana berdiri kuil yang lain, Teochew. Dibangun pada 1855, Teochew yang kaya ukiran kayu dan dominasi warna merah emas menjadi salah satu alasan mengapa Georgetown dinobatkan sebagai Kota UNESCO. Konservasi tanpa mengubah bentuk asli juga berperan menghadirkan Award of the Merit UNESCO Asia-Pacific for Cultural Heritage Conservation ke pangkuan Georgetown.

Perpaduan antara India, Pakistan, Turki, dan Arab semakin lengkap saat mengunjungi Masjid Kapitan Keling yang dibangun pada 1801. Masjid ini terbesar dan paling bersejarah di Georgetown. Arsitekturnya bergaya mughal mirip Taj Mahal di India.

Keindahan arsitektur Penang bahkan menarik hati sineas film Hollywood. Kesulitan mengambil gambar di Thailand, pembuatan film Anna and the King yang dibintangi Jodie Foster dan Chow Yun Fat mengambil peran di Jalan Armenian, Balai Kota Penang, Pelabuhan Penang, dan Kuil Khoo Kongsi. Selain Penang, pengambilan gambar film yang dinominasikan sebagai best art director dalam Academy Award 1999 ini dilakukan juga di Negara Bagian Ipoh dan Perak.

Cerdik

Hanya berkaus dalam dan celana pendek, Chew (60) menawarkan minuman sari pala dingin buatannya sendiri kepada wisatawan yang melintas di depan rumahnya, kawasan Pelabuhan Weld Quay. Panas terik di sekitar pelabuhan membuat minuman sari pala dan es jeli miliknya lekas habis diserbu pembeli.

”Dulu kakek dan ayah saya nelayan. Tapi setelah ikan sulit dipancing, saya beralih menjadi pedagang minuman. Keuntungannya lumayan karena setiap hari selalu saja ada wisatawan yang datang,” katanya.

Wisata di Weld Quay adalah salah satu kecerdikan Penang memanfaatkan keadaan. Weld Quay adalah rumah bagi sembilan klan pionir etnis Cina yang tiba di Penang. Ratusan tahun lalu, mereka berprofesi sebagai nelayan, pedagang, dan buruh pelabuhan.

KOMPAS/CORNELIUS HELMY HERLAMBANG Permukiman klasik di Penang, Malaysia.
Namun, saat ikan semakin sulit ditangkap, perkampungan Weld Quay diubah menjadi kampung wisata. Cara hidup mereka yang tinggal seperti terapung di lautan di atas papan kayu dijual sebagai potensi wisata budaya. Cara itu cukup ampuh mencegah eksodus warga ke luar kampung untuk hidup yang lebih baik.

Promosi yang sama dilakukan dengan mempertahankan kerajinan pembuatan papan nama China. Salah satu perajinnya ada di Jalan Queen, tidak jauh dari Kuil Teochew. Pada restorasi terakhir 2008, beberapa karya ukiran papan nama Kuil Teochew dibuat di sana. Hal sama dilakukan dengan mempertahankan kerajinan emas etnis India dan songkok Arab.

”Indonesia bisa mencontoh promosi seperti ini. Ada ratusan suku bangsa dengan kekhasan masing-masing yang hidup di Indonesia,” ujar seorang rekan wisatawan asal Indonesia.

Namun, keindahan Penang bukan hanya Georgetown. Penang punya tawaran wisata alam yang sayang dilewatkan. Salah satunya Taman Kupu-kupu di Kawasan Batu Lawang, sekitar 30 kilometer dari Georgetown. Slogan ”Taman Kupu-kupu Pertama di Dunia” jelas mengundang penasaran.

Di tempat yang didirikan pada 1986 ini, pengunjung bisa bercengkerama dengan 3.000 ekor dari 50 spesies kupu-kupu. Kupu-kupu beterbangan hingga hinggap di kepala pengunjung adalah hal biasa. Beberapa di antaranya bahkan kupu-kupu langka dan hampir punah, seperti Trogonoptera brookiana dan Helena Triodes.

Pantai Batu Ferringhi yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Taman Kupu-kupu juga bisa menjadi alternatif menutup hari bersama matahari terbenam di Malaysia. Penataan pantai berpasir putih cukup mengesankan. Pengunjung tidak perlu mengeluarkan tiket masuk kawasan pantai.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com