Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum di Tengah Kepungan Sampah Pasar Tangerang

Kompas.com - 26/06/2016, 06:22 WIB

Masjid Kalipasir yang memiliki menara unik segi delapan seperti pagoda, tidak ubahnya menara Masjid Banten Lama yang dibangun Encek Bancut seorang Tionghoa, Kelenteng Boen Tek Bio, bangunan tua, hingga Museum Benteng Heritage adalah aset industri kreatif yang dapat menjadi magnet pariwisata Kota Tangerang. Museum Benteng Heritage pun sudah mendapat berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri, seperti dari UNESCO.

Oei Cin Eng, juru bicara Kelenteng Boen Tek Bio, yang berada di belakang Museum Benteng Heritage, mengatakan, kawasan itu memang merupakan situs budaya dan sejarah.

”Di sini bangunan tua dan masyarakatnya turun-temurun masih ada,” ujar Cin Eng yang telah lama melayani komunitas Khonghucu di sekitar Kabupaten Tangerang.

Aset berharga

Bersatunya masyarakat, tradisi, dan bangunan bersejarah adalah aset berharga dalam membangun pariwisata.

Seni tari tradisional saman hingga kelompok liong dan barongsai diboyong Udaya Halim ke mancanegara untuk memperkenalkan Indonesia dan Kota Tangerang.

Berbagai festival, seperti Imlek, Cap Go Meh, Sembahyang Rebutan, dan Festival Peh Cun, menambah semarak kehidupan di Pasar Lama Tangerang yang seharusnya bisa disejajarkan dengan kota Malaka di Malaysia yang menjadi situs sejarah versi UNESCO.

Meisy Junardy, yang mengadakan penelitian di Eropa terkait ekonomi kreatif bersama UNESCO, merasa kagum melihat upaya yang dibangun Museum Benteng Heritage dan masyarakat sekitar museum.

”Eropa sekarang sudah memetakan potensi ekonomi kreatif. Situs sejarah dan agenda kegiatan di tiap negara bisa diakses online. Pemerintah negara-negara Eropa Barat juga sangat mendukung kegiatan tersebut. Devisa ekonomi bisa menjadi penggerak ekonomi dan hasilnya langsung dinikmati rakyat,” ungkap Meisy yang lama bermukim di Roma, Italia.

Inisiatif perorangan dan komunitas yang saling mendukung seperti di Pasar Lama Tangerang akan semakin bersinar ketika pemerintah setempat memberikan sentuhan sederhana, seperti mengatur agar pasar tradisional tidak kumuh dan sampah tidak berserakan lagi.... (IWAN SANTOSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com