Langgar Rawatib sebagai pengganti Masjid Nagari
Pada 1935, seorang warga Kauman Mangkunegaran bernama Muhammad Habib dibantu oleh warga lain bernama Cokro, membangun sebuah rumah ibadah sederhana bernama Langgar Rawatib.
“Kauman tapi kok enggak ada tempat buat shalat,” kata Salamah menirukan ucapan ayah mertuanya.
Pada 1990, kegiatan Taman Pendidikan Quran (TPQ) mulai diadakan di bagian samping langgar.
Baca juga: Suatu Sore, Napak Tilas Kampung Kauman Mangkunegaran...
Kemudian, pada 1999, pengajian ibu-ibu mulai digiatkan. Kegiatan ini masih berlangsung hingga sekarang.
“Kauman harus ada kaumnya, orang yang mengerti agama Islam,” kata Salamah di halaman Langgar Rawatib Minggu (10/6/2018) sore.
Awalnya, Langgar Rawatib masih dimiliki secara pribadi oleh keluarga Muhammad Habib dan keturunannya.
Sejak meninggalnya suami Salamah yang merupakan anak pendiri langgar, Langgar Rawatib diwaqafkan agar dapat diurus oleh warga sekitar.
Baca juga: Solo Societeit, Mereka yang Gelisah dengan Kelangsungan Situs Sejarah dan Budaya...
Meskipun kegiatan keagamaan di Kauman Mangkunegaran ini tidak seramai di Kauman Kasunanan atau Kauman Pakualaman, kesadaran masyarakat akan sejarah kampungnya dengan membangun Langgar Rawatib ini setidaknya dapat kembali menghidupkan Kauman yang dulu pernah ada.
Langgar dan segala aktivitas keagamaan di dalamnya ini lah yang menjadi penjaga identitas Kampung Kauman Mangkunegaran yang hampir lenyap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.