Racikan es teler sendiri didapatkan Samijem tanpa sengaja. Saat itu ada seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang memesan campuran es spesial.
Ia hanya meminta campuran susu, sirup gula, alpukat, kelapa, dan nangka.
Saat dicoba, mahasiswa tersebut mengucapkan “wah teler yayu” dan sejak itulah es racikan Samijem untuk mahasiswa itu disebut es teler.
Lama kelamaan, kedai es milik Samijem semakin terkenal. Es teler punya banyak penggemar.
Baca juga: Segarnya Es Teler Sari Mulia Asli Sejak 1970-an, Apa Saja Isiannya?
Hingga pada 1970-an, Samijem ditawari untuk membuka kedai sederhana di pekarangan rumah seorang warga.
“Waktu itu kenal sama Pak RW di sana. Kebetulan orang Jawa juga. Dia yang bantu untuk dicarikan tempat, kontrak di pekarangan rumah orang,” ucap Siswadi.
“Lalu setelah kontrak habis enggak diperpanjang sama yang punya dan pindah ke Jalan Pegangsaan Barat. Itu sewa lahan kumuh, pakai tenda permanen gitu. Itu sekitar tahun 1980-an ya,” lanjutnya.
Siswadi sendiri baru bergabung membantu Samijem pada tahun 1984.
Kala itu, bisnis es milik Samijem sudah semakin ramai. Ia pun merekrut saudara-saudaranya di kampung untuk membantunya berjualan.
“Memang dulu yang bantu ibu itu semua saudara,” jelas Siswadi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan